Mohon tunggu...
Binsar Antoni  Hutabarat
Binsar Antoni Hutabarat Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, penulis, editor

Doktor Penelitian dan Evaluasi pendidikan (PEP) dari UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA. Pemerhati Hak-hak Azasi manusia dan Pendidikan .Email gratias21@yahoo.com URL Profil https://www.kompasiana.com/gratias

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menjaga Harmoni Keluarga pada Saat Wabah Corona

19 April 2020   20:29 Diperbarui: 19 April 2020   20:46 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebelum wabah corona, berkumpul bersama anggota keluarga merupakan waktu yang sulit di dapat, apalagi untuk mereka yang memiliki keluarga besar. Berbeda dengan saat ini ketika banyak daerah menerapkan pembatasan sosial berskala besar untuk menjaga jarak fisik. Semua anggota keluarga harus belajar menikmati kebersamaan di rumah dan juga mengusir kebosanan karena aktivitas rutin yang terbatas di rumah saja.

Bekerja dari rumah dan belajar dari rumah ternyata bukan merupakan hal yang mudah, selain itu tidak biasa, aktivitas belajar anak-anak dan bekerja orang tua kerap saling terkait. Orang tua perlu memerhatikan aktivita belajar di rumah, bahkan juga memberikan bimbingan untuk anak-anak dapat menyelesaikan tugas sekolah secara online.

Pada sisi lain, orang tua juga harus mengejar target pekerjaan yang harus diselesaikan. Tempat belajar dan bekerja memang sama, tapi aktivitas tidak berkurang. Apabila sebelumnya bekerja di kantor mendapat fasilitas khusus dari kantor seperti makan minum, maka bekerja di rumah menjadi pekerjaan tambahan untuk istri.

Demikian juga anak-anak yang belajar dari rumah juga harus bisa menggunakan tempat berbagi dengan orang tua, suara berisik pada saat bermain disekolah menjadi sulit di dapat, apalagi tempat berolah raga juga terbatas, kalaupun ada itu hanya sebatas jalan pagi atau lari pagi pada lingkungan terbatas,

Sebulan lebih mengalami aktivitas belajar dirumah dan bekerja dirumah ternyata membuat semua anggota keluarga tidak mudah mengusir kebosanan. Apalagi keluar rumah menjadi sesuatu yang langka, kecuali karena keperluan mendesak. Sampai kapan wabah corona ini akan berakhir? Pertanyaan ini kerap muncul di hari-hari kami.

Harmoni pada masa sulit

Kerelaan menerima kondisi yang tidak menyenangkan pada masa wabah corona bukanlah keputusasaan. Sebaliknya, menyimpan harapan karena hidup yang kita nikmati itu bukan semata-mata bergantung pada upaya kita semata, tetapi kita hanya menerima saja hidup itu apa adanya dan mengusakan sekuat mungkin untuk melakukan yang baik dari hidup yang terberi.

Kehidupan yang harmonis bukan hanya bisa terjadi pada masa-masa bahagia atau menyenangkan, tetapi juga pada masa-masa sulit. Harapan ini bisa menjadi modal yang kuat untuk  bisa melewati badai corona bersama keluarga di rumah saja. 

Tahu bagaimana kita berada, dan untuk apa kita ada di dunia, setidaknya telah menjawab dua  pertanyaan penting tentang kehidupan, yakni darimana kira berada, dan apa makna hidup ini. Dan jawaban tersebut secara bersamaan juga menuntaskan pertanyaan, mengapa kita harus hidup bersatu memerangi wabah corona.

Kehidupan bersama sejatinya semata-mata hanya memilih yang baik dan yang adil meski pada masa sulit sekalipun. Jangan borong masker hanya untuk menyelamatkan diri, apalagi alat pelindung diri yang amat dibutuhkan tenaga medis yang rentan terpapar virus corona.

Menjaga jarak sosial, bekerja diruma dan belajar di rumah memang membosankan jika tanpa misi untuk merawat kehidupan. Kita tentu berharap wabah corona cepatlah berlalu. Namun, untuk menjaga tidak tertular virus corona dan juga menjaga orang lain agar tidak tertular corona, kita semua perlu memiliki komitmen yang sama untuk mengasihi diri dan mengasihi sesama dengan diam di rumah saja.

Menjadi harmonis dengan diri sendiri kala menghadapi kesulitan adalah sebuah pilihan terbaik untuk dapat hidup bersama yang baik, dan itu akan kita sadari kebaikannya ketika kita mengembangkan hal-hal baik dalam diri kita melalui kerja dan belajar di rumah. Apalagi waktu-waktu ini merupakan waktu yang jarang di dapat, yakni berkumpul bersama keluarga.

Pilihan untuk hidup harmonis dengan diri sendiri sejatinya kita sadari sebagai pilihan terbaik ketika menikmati kebaikan-kebaikan hidup yang kita tumbuh kembangkan. Hidup harmonis dengan diri sendiri dan sesama menjadi sebuah kebahagiaan yang terus berlimpah jika kita terus  berjuang menghidupi nilai-nilai yang baik dalam diri kita, dan mengisi hidup ini dengan nilai-nilai kebaikan, kebenaran dan keadilan selama berada di rumah saja.

Setelah wabah covid-19 berlalu, ada banyak pekerjaan berat yang harus kita kerjakan, anggap saja semua ini merupakan persiapan untuk berkontribusi lebih baik terhadap bangsa dan negara juga untuk sesama.

Demikian juga dalam hidup bersama, jika dalam hidup bersama kita mengembangkan nilai-nilai yang baik, yang menguntungkan bersama, maka kebergantungan dengan sesama semakin tampak. Kita bukan saja berusaha untuk memajukan sesama, tetapi juga berusaha mengingatkan sesama akan bahaya yang mengancam kehidupan bersama, sebagaimana yang kita alami saat ini dalam darurat covid-19. 

Perjuangan bersama untuk tetap dirumah masing masing sementara tenaga medis berjuang merawat mereka yang telah terpapar virus corona menunjukkan bahwa kita bisa harmoni dengan diri sendiri dan orang lain, memiliki tugas berbeda dan tempat yang berbeda, demi menjaga jarak sosial tidak berarti tidak terhubung, karena semua itu kita lakukan untuk kebaikan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun