Mohon tunggu...
Binsar Antoni  Hutabarat
Binsar Antoni Hutabarat Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, penulis, editor

Doktor Penelitian dan Evaluasi pendidikan (PEP) dari UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA. Pemerhati Hak-hak Azasi manusia dan Pendidikan .Email gratias21@yahoo.com URL Profil https://www.kompasiana.com/gratias

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mau Tahu Kenapa Covid-19 Jadi Pandemi? Kecerobohan Mendahului Bencana

22 Maret 2020   10:15 Diperbarui: 22 Maret 2020   10:38 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pemerintah juga paham, sebagai besar pendapatan rakyat kecil habis untuk kebutuhan bahan pokok, utamanya beras. Operasi pasar dilakukan pemerintah untuk menjaga ketersediaan dan kestabilan harga beras. Strategi pemerintah itu untuk sementara ampuh, Indonesia tidak perlu Lock Down.

Selanjutnya melihat penyebaran Covid-19 yang makin tak terkendali  pemerintah sadar bahwa harus ada tindakan darurat untuk pencegahan penyebaran virus corona, apalagi korban positip terinfeksi corona sudah menembus angka ratusan orang, dan korban meninggal jauh dari perkiraan yang awalnya diperkirakan hanya dibawah 2%. 

Kabar dari Italia menimbulkan kepanikan tersendiri, korban di Italia menembus angka 2 persen dari jumlah orang yang positif terinfeksi corona. Kepanikan terjadi di italia, negeri yang banyak dihuni penduduk dengan usia relatif tua itu dilanda kepanikan karena kekurangan tenaga medis untuk menangani korban corona, sedang korban meninggal hampir tiap hari terdengar. Italia  harus berteriak meminta bantuan dari negara-negara Eropa, juga negara-negara di benua lainnya untuk dapat menangani pandemi corona.

Tanggal 20 February 2020, Marion Koopmans, telah memperingatkan dunia tentang pandemi corona dalam tulisannya di Journal of Medicine, (https://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NeJMp2000929)

Dia menjelaskan bahwa penyebaran virus yang berdampak lemah pada korban justru sangat berbahaya, karena penyebarannya akan tidak terkendali. Berbeda dengan penyebaran virus yang mengakibatkan kesakitan yang berat seperti Mers-Cov dengan angka kematian 34%. Orang yang terinfeksi Mers-Cov akan sadar dirinya sakit, dan meminta perawatan dokter, karena itu korban langsung dapat diisolasi untuk membatasi penyebaran virus itu kepada orang lain.

MERS-Cov tidak menjadi pandemi karena penyebarannya dapat dibatasi. Sebaliknya, Covid 19 menjadi pandemi karena penyebarannya tak terkendali, menerobos ke banyak negara di seluruh dunia. Pemerintah Indonesia mestinya jauh-jauh hari mendengar analisis Koopmans tentang bahaya Covid-19 meski penyakit ini pada banyak kasus tidak menyebabkan penyakit berat, tetapi penyebaran virus berdampak ringan itu justru menjadi tak terkendali, atau sulit dibatasi penyebarannya..

Beberapa pejabat di negeri ini dilaporkan positif terinfeksi virus Corona, seperti salah seorang menteri dalam jajaran kabinet Presiden jokowi, juga seorang kepala daerah di Bogor, mereka tidak menampakkan gejala-gejala sakit berat, bahkan bisa dikatakan mereka merasa sehat. Demikian juga kabar seorang aktor yang mengungkapkan dirinya positif terinfeksi corona melalui instagram, dia menjelaskan masih merasa sehat,  juga tidak menunjukkan gejala-gejala sakit berat.

Social distancing, menjaga jarak sosial tidak akan efektif jika masyarakat masih menganggap enteng dampak covid-19. Pemerintah Indonesia harus mengingatkan masyarakat bahwa Covid-19 bisa berakibat fatal jika kita ceroboh menyikapinya.

Pemerintah Indonesia memang telah menggelontorkan dana yang besar untuk mengatasi darurat corona, dari mulai pembelian alat Rapid Test, sampai pada obat-obatan yang biasa digunakan pada negara-negara lain untuk menyembuhkan mereka yang menjadi korban Corona. Tapi, pemerintah juga harus berani menjelaskan dampak berbahaya dari covid-19 yang awalnya berdampak ringan, bahkan tidak menujukkan gejala-gejala sakit bagi mereka yang positif terinfeksi virus corona.

Benarlan apa yang dituliskan Koopmans, Virus covid-19 gejalanya ringan, orang tidak sadar ketika terinfeksi corona, sehingga tidak berkeinginan ke rumah sakit, dan tidak diisolasi. Apabila orang itu terus melakukan kontak dengan banyak orang, maka penyebaran virus itu jadi tidak terkendali. Itulash sebabnya covid-19 yang berdampak ringan ini penyebarannya tak terkendali dan korban pun menyasar jumlah yang sangat besar, serta merenggut nyawa manusia dalam jumlah besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun