Mohon tunggu...
Gloria Pitaloka
Gloria Pitaloka Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga dan Penulis

Perempuan yang mencintai bumi seperti anak-anaknya sendiri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

BISIKAN-BISIKAN YANG DIDENGAR MAHARANI

13 Juni 2023   11:32 Diperbarui: 14 Juni 2023   15:23 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisikan-bisikan yang Didengar Maharani

Oleh: Gloria Pitaloka

Senja merona di perbukitan gundul. Sang surya telah menundukkan wajah, debu bersama daun kering beterbangan ketika geliat angin semakin membesar. Angin menerpa kulitku, kering dan berdebu.

Sudah hampir setahun ini kemarau panjang, ditambah keadaan perbukitan yang gundul menambah parah keadaan. Di ujung sana, Hutan Larangan tampak penuh pergerakan para pembalak liar.

Bukan sekali dua, aku mengingatkan warga agar tidak menebang pohon di hutan. Namun, bukannya mengindahkan mereka malah memfitnah dan menyerangku dengan beragam prasangka. Apalah daya, aku hanya seorang mahasiswi KKN.

"Kak Rani!" teriak seseorang. Sesosok anak lelaki umur dua belas tahun muncul dari balik batu arah jalan menuju lembah.

"Kau di sini, Murji?"

"Aku yang harusnya tanya itu ke Kakak! Aku mencari Kak Rani, sekarang sudah hampir magrib, nanti digondol kelong wewe, lho, anak perawan sendirian di atas bukit," kata Murji sambil bergidik.

Aku hanya tertawa kecil. "Kakak mau melihat matahari tenggelam di bawah sana."

"Jangan, Kak. Nanti kita salat Magrib di mana?" tanya Murji heran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun