Mohon tunggu...
Gloria Pitaloka
Gloria Pitaloka Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga dan Penulis

Perempuan yang mencintai bumi seperti anak-anaknya sendiri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perempuan yang Mati dalam Kesendirian

10 Juni 2023   18:40 Diperbarui: 10 Juni 2023   19:57 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Terimalah, ini amanat terakhir almarhumah Nenek Asmi, agar ia tenang di alam sana."

El tiba di rumah ketika orang tuanya masih di masjid untuk salat Tarawih. Di dalam kamar, ia meraba kantong kain yang berisi umbi-umbian empon-empon dan biji-bijian rempah yang sudah mengering yang konon bisa jadi penolak bala. Alangkah terkejutnya ketika dia menemukan beberapa keping uang kuno berwarna perak dan emas, dan cincin perak bermata batu mirah delima.

Takbir, tahmid, dan tahlil, kini berkumandang tak hanya dari masjid dan mushala. Namun, juga dari bibir dan pikiran El.

Subang, 4 April 2021

Revisi terakhir: 10 Juni 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun