“Besar sekali sayapmu Mila. Rupanya selama ini aku tak sadar, kau telah tumbuh semakin dewasa.”
***
Keduanya terbang, melayang cepat dan semakin cepat menembus atmosfir, hingga berada di kegalapan luar angkasa. Kemudian lelaki itu menggandeng tangan Mila menuju bola raksasa di antara hamparan bola-bola berwarna-warni yang lebih kecil berlatar belakang gemerlap cahaya seperti tebaran milyaran kunang-kunang.
“Itu apa?” tanya Mila sambil menatap bola raksasa bernuansa hijau, putih dan biru.
“Itu bumi manusia. Kita ke sana untuk menjemput salah seorang di antaranya.”
“Ini kah urusan penting yang kau katakan!?”
“Ya!”
Mila tak tak tahu harus berkata apa. Bumi manusia semakin dekat, gedung-gedung, sawah, sungai, kota semakin jelas. Bersamaan ribuan sosok seperti keduanya muncul pula dari bentangan awan. Ribuan mahluk kelabu muda dan kelabu tua, bagai anak panah melesat dari angkasa
Mila masih tak mengerti. Tetapi dia yakin, sebentar lagi akan bangun dari mimpinya. Setelah mengetahui, orang yang akan dijemputnya adalah sahabatnya sendiri, Sarah.
*****
Granito,