Saya tidak dapat bermimpi akan ada Musashi yang menyelamatkan saya. Saya juga tidak mungkin berlindung pada Maximus. Karenanya saya mencoba bertahan, suka atau tidak suka saya harus survive. Apa yang saya dapat lakukan adalah mengumbar aksara. Membuat puisi agar para pemuda jatuh hati, menulis hal-hal yang sedih supaya kaum Ibu bersimpati. Mengeluh sana-sini, siapa tahu ada duda kaya yang baik hati. Barangkali esok hari inbox saya ada rayu-rayuan, mungkin saja seminggu lagi ada yang menaruh hati kepada saya, lantas mengajak saya hidup dalam kebersahajaan tanpa kepura-puraan seperti yang selama ini saja jalani.
Saya perempuan. Tentang bagaimana wajah saya sebaiknya tidak usah diutarakan. Manusia yang penting adalah dia punya kelakuan. Kelakuan inilah yang akan saya bicarakan.
................
"Selamat pagi nona Lastri, yuk obatnya diminum dulu." Seorang Dokter berkata dengan senyum manis kepada seorang pasien perempuan yang sudah setahun di rawat di Rumah Sakit Jiwa itu.
*****
Granito, peserta no 42.
.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI