Pemerintah menggerakan banget gimana caranya buat virus Covid-19 ini tidak menyebar luas dan akan adanya kabar stunting yang bisa menyerang anak-anak yang tidak diperhatikan pola hidup sehat dan bersih yang salah satu caranya adalah dari tumbuh kembangnya mereka di masa-masa pandemi kayak gini.
Jujur aja, walaupun aku belum menjadi seorang ibu, tapi aku juga punya kewajiban buat menjaga imun tubuh diri aku sendiri dan juga suami. Sehingga ketika ada informasi mengenai akan diadakan webinar mengenai pola hidup bersih dan sehat bersama narasumber-narasumber yang tentunya akan menambah khazanah ilmu terutama bagi para orang tua baru.
Oh iya, dan hari ini tuh bertepatan dengan Hari Anak Nasional, bersyukur ya buat para ibu-ibu yang hebat telah melalui proses kehamilan hingga melahirkan dan menjadi PR untuk tumbuh kembang anak mereka.
Saat ini bersama Prof. Dr. Widodo Muktiyo mengenai bagaimana komunikasi untuk menurunkan prevalensi stunting. Seru banget, sebelum webinar dimulai, ada beberapa ibu yang sharing mengenai keadaan di rumahnya di tengah kondisi pandemi seperti ini untuk terus berusaha mengkondisikan semuanya dan penting tidak sampai teinfeksi virus Covid-19.
Jika ada 100 kelahiran, maka WHO meminta harus ada di bawah 20% untuk angka stunting. Untuk tahun 2019, 27,6% ini masih ada di atas standar WHO, ingin menurunkan angka ini. Kalo penting itu punya keturunan, tapi keturunan kita itu punya hak untuk mendapatkan kesehatan dalam dirinya. Makanya orang tua harus bertanggung jawab memberikan asupan gizi nutrisi untuk tumbuh kembang anak-anak.
Koordinasi mengenai angka penurunan prevalensi untuk stunting ini sudah dikondisikan pada pasangan-pasangan yang akan melangsungkan pernikahan, diberikan informasi mengenai kesehatan dan saat memiliki keturunan. Tentu tidak dalam sekali proses, namun memang pengetahuan mengenai tumbuh kembang anak, tentu harus terus di update.
Dengan kondisi yang sudah tidak sama lagi, dalam artian, dunia memang sudah berubah. Aku jujur aja merasakan perubahan besar dari adanya dampak Covid-19 bagi hidup aku pribadi. Dan aku selalu teringat akan semua pesan dan ajaran-ajaran dari orang tuaku untuk selalu menjadi orang yang pintar melakukan adaptasi. Dengan terus bergerak dan memiliki perspektif yang terus positifÂ
Stunting itu 1000 HPK itu ya ga keliatan, karena memang tidak terlihat, terlihat dari tumbuh yang mengalami penurunan, baik fisik dan non fisik. Prof Dr. Widodo Muktiyo (Direktur Jenderal IKP Kemkominfo RI) juga menginfokan bahwa adanya lonjakan kehamilan selama pandemi Covid-19 ada sekitar 370.000 hingga 500.000 ini akan mengintai beberapa resiko kehamilan di masa Covid-19 ini seperti kematian ibu dan bayi, adanya beban ekonomi di masa pandemi, faktor stress yang akan menjadi perhatian untuk bayi ini, akan menjadi terganggu.
Sampai hari ini sudah ada 960 berita hoax mengenai Covid-19, dan memang ini benar banget sih, terutama grup-grup WAG yang tidak bisa kontrol kan, dan ada baiknya demi kemaslahatan kesehatan jiwa dan pikiran kita, ada baiknya kalo left aja, kalian udah gitu belum?
Selanjutnya bersama dr. Riskiyana Sukandhi Putra, M.Kes (Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes RI) yang menjelaskan mengenai stunting itu terjadi karena pola pengasuhan ga baik, layanan kesehatan yang tidak maksimal. Ketika masa kehamilan sampai anak berusia 2 tahun itu sangatlah penting, karena stunting yang disebut dengan gagal tumbuh itu bisa masuk kepada gangguan perkembangan otak dan gangguan metabolisme tubuh yang dirasakan pada usia lanjut. Bisa terjadi hipokolesterol dan mengalami gangguan kesehatan lainnya, serem banget gak sih..
Jika stunting telah terdeteksi pada anak, bisa dilakukan dengan catch up growth dengan harus tepat. Lalu stunting ini sebenarnya dapat dicegah dengan. Ada 5 pilar untuk pencegahan stunting:
1. Komitmen dan visi kepemimpinan
2. Kampanye nasional dan komunikasi perubahan perilaku
3. Konvergensi program pusat, daerah dan desa
4. Ketahanan pangan dan gizi
5. Pemantauan dan evaluasi
Lalu, jaman sekarang ini juga ngtrend mengani program diet-diet yang dilakukan oleh remaja putri yang tidak terlebih dahulu dikonsultasikan kepada dokter gizi, sehingga kesehatan putri-putri kita ini tuh harus diperhatikan dan yang masih gadis-gadis mohon diperhatikan dan di notice ya.
Lalu untuk ibu hamil sendiri ada 4x minimal untuk periksakan kehamilan ke dokter kandungan, bisa juga di trimester ketiga harus dilakukan untuk pemeriksaan kehamilan, trimester 1 skrining kesehatan dan minimal trimester akhir unatau satu bulan sebelum kelahiran untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Pada kelahiran nantinya harus mengikuti protokol kesehatan, ibu nifas dan menyusui, baru lahir.
Untuk ibu yang memiliki anak balita, yang harus diperhatikan adalah pemantauan pertumbuhan dan perkembangan, ASI sampai 2 tahun dan MPASI, Konseling atau edukasi gizi PMBA, PMT balita, Pemberian Vitamin A, Tatalaksana Gizi Buruk.
Bersama pak Dr. Entos Zainal, DCN, SP., MPHM (Ketua Umum Persagi), mengenai lebih dalam lagi tentang gizi. Ibu hamil itu dari keluarga yang sehat, tidak punya masalah dengan makanan dan lingkingun, gold standart (sehat betul), melakukan PHBS seperti anjuran pemerintah diantaranya melakukan kegiatan atau aktivitas fisik setiap hari, Membudayakan konsumsi buah sayur setiap hari, Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin minimal 6 bulan sekali, Tidak merokok dan minuman beralkohol dan zat adiktif lainnya, Pengelolaan stress dengan baik, Budayakan buang air besar pada tempatnya.
Hal-hal penting di atas sudah disampaikan dengan begitu jelasnya oleh ketiga narasumber yang kompeten di bidangnya dan masing-masing kita memiliki peran untuk semangat memberikan pengasuhan, gizi dan nutrisi yang terbaik untuk putra putri kita agar prevalensi angka stunting ini menurun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H