Mohon tunggu...
Gramedia Official
Gramedia Official Mohon Tunggu... Lainnya - Tempat kamu mencari buku 📚

📖 Halaman untuk pecinta buku. Dari trivia, review, hingga rekomendasi buku dari #SahabatTanpaBatas-mu. 🤗

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal Sejarah Puisi dan Perkembangan Karya Sastranya

31 Juli 2023   11:45 Diperbarui: 31 Juli 2023   11:46 2261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Suzy Hazelwood on pexels

Kepopuleran puisi hingga saat ini memiliki perjalanan sejarahnya yang panjang loh. Kamu penasaran nggak sih gimana orang zaman dahulu berpuisi? Yuk, simak bagaimana sejarah puisi dan perkembangannya hingga sekarang masih jadi karya sastra yang populer. 

Sejarah Puisi

Sejarah puisi mencakup ribuan tahun perkembangan sastra, dan beragam budaya telah mengembangkan bentuk puisi yang unik. Berikut adalah gambaran umum tentang sejarah puisi:

1. Puisi Awal

Puisi dianggap sebagai bentuk kesusastraan tertua yang dikenal manusia. Beberapa dari puisi-puisi ini diukir pada batu atau dinding gua. 

Puisi awal cenderung bersifat lisan dan digunakan untuk mengenang peristiwa bersejarah, memuji penguasa, atau merayakan peristiwa penting dalam kehidupan suatu komunitas.

2. Puisi Kuno

Puisi dalam budaya Mesopotamia, Mesir Kuno, Yunani Kuno, Romawi, India kuno, Cina, dan berbagai peradaban lainnya telah ditemukan dalam bentuk tertulis. 

Puisi pada periode ini sering digunakan untuk mengungkapkan emosi, menyampaikan filosofi, dan menggambarkan mitos dan legenda.

3. Puisi Epos

Pada beberapa periode sejarah, puisi epos menjadi populer. Ini adalah puisi naratif yang panjang, biasanya mengisahkan petualangan pahlawan dan peristiwa bersejarah. 

Contoh puisi epos termasuk "Iliad" dan "Odyssey" karya Homer dari Yunani Kuno, serta "Mahabharata" dan "Ramayana" dari India.

4. Puisi Zaman Pertengahan

Selama Abad Pertengahan, puisi cenderung dipengaruhi oleh agama, kepercayaan, dan feodalisme. Puisi agama banyak ditulis dalam bahasa Latin dan dikenal sebagai puisi Latin. 

Puisi Minnesang dan Troubadour di Eropa juga menjadi populer, yang sering berbicara tentang cinta, kehormatan, dan pujian kepada wanita.

5. Renaisans dan Barok

Puisi pada periode ini mengalami perkembangan pesat, dengan karya-karya dari tokoh-tokoh seperti William Shakespeare dan John Donne di Inggris, serta Petrarch di Italia. Puisi menjadi lebih individualistik dan mengeksplorasi emosi manusia secara mendalam.

6. Romantisisme

Di akhir abad ke-18 hingga awal abad ke-19, gerakan Romantisme mempengaruhi puisi dengan mengedepankan emosi, imajinasi, dan perasaan alam. 

Tokoh-tokoh penting seperti William Wordsworth, Samuel Coleridge, dan Lord Byron menggambarkan perasaan manusia dan eksplorasi alam dalam puisi mereka.

7. Modernisme

Pada awal abad ke-20, gerakan modernisasi mengubah cara puisi ditulis. Puisi modernisme mengeksplorasi pemecahan struktur tradisional, gaya ekspresif baru, dan pencerminan perasaan canggih. Contoh puisi modernis termasuk karya T.S. Eliot dan Ezra Pound.

8. Kontemporer

Sejak pertengahan abad ke-20 hingga saat ini, puisi terus berkembang dalam berbagai bentuk dan gaya. Puisi kontemporer mencakup berbagai topik, dari sosial dan politik hingga eksplorasi pribadi dan emosional.

Puisi terus bertransformasi seiring waktu, mencerminkan perubahan budaya, politik, dan sosial dalam masyarakat.

Meskipun banyak hal telah berubah sejak awal sejarah puisi, kemampuannya untuk menyampaikan emosi, memperjuangkan ide, dan mengekspresikan pemikiran tetap menjadi daya tarik yang tak tergantikan.

Perkembangan Puisi di Indonesia

Perkembangan puisi di Indonesia memiliki sejarah panjang yang dipengaruhi oleh berbagai faktor budaya, politik, dan sosial. Berikut adalah gambaran umum tentang perkembangan puisi di Indonesia:

1. Masa Pra-Indonesia Merdeka

Puisi di Indonesia telah ada sejak masa pra-kemerdekaan. Puisi lisan menjadi bentuk utama ekspresi puisi pada waktu itu, digunakan untuk menyampaikan legenda, mitos, serta berbagai cerita dan nasihat.

2. Masa Kolonial Belanda

Sastra Indonesia mulai mengalami pengaruh Barat saat penjajahan Belanda. Pada awal abad ke-20, terjadi perkembangan sastra dengan terbentuknya majalah-majalah sastra, seperti Jong Java dan Pujangga Baru. 

Pada periode ini, puisi mulai ditulis dalam bahasa Melayu, yang kemudian berkembang menjadi bahasa Indonesia.

3. Angkatan Pujangga Baru

Pada tahun 1930-an, terbentuk gerakan Angkatan Pujangga Baru yang mengedepankan semangat kebangsaan, modernitas, dan nasionalisme. Tokoh-tokoh seperti Chairil Anwar dan Sutan Takdir Alisjahbana menulis puisi yang merefleksikan semangat perubahan sosial dan kemerdekaan.

4. Masa Kemerdekaan

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, puisi menjadi alat penting untuk memperjuangkan identitas nasional dan membangun kesadaran patriotik. Puisi pada periode ini mencerminkan semangat perjuangan, pengorbanan, dan nasionalisme.

5. Tahun 1960-an hingga 1990-an

Periode ini melihat berbagai aliran puisi muncul di Indonesia. Salah satu gerakan yang signifikan adalah "Angkatan 66" yang mengusung eksperimen dalam sastra, termasuk puisi. 

Puisi pada masa ini juga memperhatikan isu-isu sosial dan politik, serta mempertimbangkan keanekaragaman budaya di Indonesia.

6. Masa Kontemporer

Sejak akhir 1990-an hingga saat ini, puisi Indonesia terus mengalami perkembangan yang pesat. Puisi modern Indonesia mengeksplorasi berbagai tema, termasuk isu-isu sosial, lingkungan, gender, serta identitas personal dan budaya.

Sastrawan-sastrawan muda juga aktif dalam berbagai festival sastra dan komunitas penulis, yang mendukung pertumbuhan puisi kontemporer.

7. Puisi di Media Sosial

Kemajuan teknologi informasi dan media sosial juga berdampak pada perkembangan puisi di Indonesia. Banyak penyair dan penulis puisi yang menggunakan platform media sosial untuk membagikan karya mereka dan menjangkau lebih banyak pembaca. 

Perkembangan puisi di Indonesia terus berlanjut seiring dengan dinamika masyarakat, perkembangan bahasa dan budaya, serta perubahan sosial dan politik. 

Puisi tetap menjadi bentuk ekspresi sastra yang kuat dalam menyampaikan pesan, menyentuh perasaan, dan mencerminkan identitas budaya Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun