Puisi pada periode ini mengalami perkembangan pesat, dengan karya-karya dari tokoh-tokoh seperti William Shakespeare dan John Donne di Inggris, serta Petrarch di Italia. Puisi menjadi lebih individualistik dan mengeksplorasi emosi manusia secara mendalam.
6. Romantisisme
Di akhir abad ke-18 hingga awal abad ke-19, gerakan Romantisme mempengaruhi puisi dengan mengedepankan emosi, imajinasi, dan perasaan alam.Â
Tokoh-tokoh penting seperti William Wordsworth, Samuel Coleridge, dan Lord Byron menggambarkan perasaan manusia dan eksplorasi alam dalam puisi mereka.
7. Modernisme
Pada awal abad ke-20, gerakan modernisasi mengubah cara puisi ditulis. Puisi modernisme mengeksplorasi pemecahan struktur tradisional, gaya ekspresif baru, dan pencerminan perasaan canggih. Contoh puisi modernis termasuk karya T.S. Eliot dan Ezra Pound.
8. Kontemporer
Sejak pertengahan abad ke-20 hingga saat ini, puisi terus berkembang dalam berbagai bentuk dan gaya. Puisi kontemporer mencakup berbagai topik, dari sosial dan politik hingga eksplorasi pribadi dan emosional.
Puisi terus bertransformasi seiring waktu, mencerminkan perubahan budaya, politik, dan sosial dalam masyarakat.
Meskipun banyak hal telah berubah sejak awal sejarah puisi, kemampuannya untuk menyampaikan emosi, memperjuangkan ide, dan mengekspresikan pemikiran tetap menjadi daya tarik yang tak tergantikan.
Perkembangan Puisi di Indonesia
Perkembangan puisi di Indonesia memiliki sejarah panjang yang dipengaruhi oleh berbagai faktor budaya, politik, dan sosial. Berikut adalah gambaran umum tentang perkembangan puisi di Indonesia:
1. Masa Pra-Indonesia Merdeka
Puisi di Indonesia telah ada sejak masa pra-kemerdekaan. Puisi lisan menjadi bentuk utama ekspresi puisi pada waktu itu, digunakan untuk menyampaikan legenda, mitos, serta berbagai cerita dan nasihat.
2. Masa Kolonial Belanda
Sastra Indonesia mulai mengalami pengaruh Barat saat penjajahan Belanda. Pada awal abad ke-20, terjadi perkembangan sastra dengan terbentuknya majalah-majalah sastra, seperti Jong Java dan Pujangga Baru.Â
Pada periode ini, puisi mulai ditulis dalam bahasa Melayu, yang kemudian berkembang menjadi bahasa Indonesia.