Dzu Nafar dikalahkan oleh pasukan Abrahah hingga ditangkap dan hampir dieksekusi mati. Setelah itu ia melanjutkan perjalanannya ke Mughammis. Di sini, Abrahah mengerahkan pasukannya, menyiagakan gajahnya dan bersiap untuk menyerang kota Mekkah.
Setelah sampai disana, Abrahah mengutus Aswad bin Maqsud ke Mekkah dengan bantuan kuda dan menyita kekayaan kaum Quraisy termasuk 200 unta milik Abdul Muthalib.Â
Abdul Muthalib pergi menemui Abrahah ketika dia mendengar bahwa 200 untanya telah ditangkap oleh pasukan Abrahah.Â
Abrahah bangga menerima tamu dari para pemimpin Mekkah. Dia percaya bahwa Abdul Muthalib khawatir pasukan gajahnya akan menghancurkan Ka'bah.
Abrahah bertanya kepada kakek Rasul dengan angkuh: "Apa yang kamu butuhkan untuk datang ke sini?"
Namun, reaksi Abdul Muthalib melebihi ekspektasi Abrahah. "Kembalikan semua 200 ekor untaku yang sudah pasukanmu sita," ujarnya.
Abrahah pun terkejut dengan pernyataan tersebut: "Mengapa kau justru lebih khawatir dengan untamu saat kami datang untuk menghancurkan Ka'bah? Mengapa tidak khawatir tentang Ka'bah saja?"
Dia berkata. "Unta yang kamu tangkap itu milikku, sedangkan Ka'bah milik Tuhan, maka Allah lah yang akan melindunginya," jawab enteng Abdul Muthalib. Abraham pun sempat terdiam dengan amarahnya.
Unta Abdul Muthalib dikirim kembali. Setelah kembali ke Mekkah, Abdul Muthalib memperingatkan penduduk kota untuk berlindung dan menyelamatkan diri.Â
"Wahai umatku, tinggalkan Mekah dan berlindunglah di bukit-bukit. Memang saya melihat pasukan Abrahah yang besar dan tidak mungkin kami lawan," seru Abdul Muthalib.
Orang-orang Mekah buru-buru meninggalkan kota. Sementara itu, Ka'bah berdiri diam dan tidak ada warga yang melindunginya.Â