Passive voice cenderung menghasilkan kalimat yang terasa kaku atau berbelit-belit. Penggunaan berlebihan dapat membuat tulisan terasa kurang langsung dan kurang energik.
Contohnya pada aktif voice, The team completed the project successfully, jadi passive voice-nya The project was successfully completed by the team.Â
Dalam contoh ini, penggunaan passive voice membuat kalimat terasa lebih panjang dan kurang langsung.
4. Penggunaan Kata Kerja Bantu yang Berlebihan
Passive voice seringkali memerlukan penggunaan kata kerja bantu seperti "was," "were," "is," atau "are," yang dapat menghasilkan kalimat yang terasa lebih berat atau membosankan.
Contohnya pada aktif voice, He solved the problem, jadi passive voice-nya The problem was solved by him. Dalam contoh ini, penggunaan kata kerja bantu "was solved" dalam passive voice membuat kalimat terasa lebih berat.
Meskipun ada kekurangan dalam penggunaan passive voice, itu tidak berarti bahwa harus dihindari sepenuhnya. Penggunaan passive voice yang bijak dan tepat dalam konteks yang sesuai masih dapat menjadi alat yang berguna dalam penggunaannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H