Contohnya pada Aktif voice, The Mona Lisa was painted by Leonardo da Vinci, jadi passive voice-nya The Mona Lisa was painted.
Dalam contoh di atas, passive voice digunakan karena sudah jelas bahwa pelukisnya adalah Leonardo da Vinci dan tidak perlu diulang dalam kalimat.
Namun, perlu diingat bahwa penggunaan passive voice juga dapat menyebabkan kekurangan dalam klaritas dan ketegasan kalimat.Â
Oleh karena itu, penting untuk menggunakan passive voice dengan bijak dan mempertimbangkan konteks komunikasi yang diinginkan.
Kekurangan Penggunaan Passive Voice
Penggunaan passive voice juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan, antara lain seperti berikut ini:
1. Kekaburan Tentang Pelaku
Penggunaan passive voice dapat menyebabkan kehilangan informasi tentang siapa yang melakukan tindakan. Hal ini dapat menyebabkan kekurangan dalam klaritas dan mengaburkan tanggung jawab.
Contohnya pada passive voice, The mistake was made, jadi aktif voice-nya Someone made the mistake.Â
Dalam contoh di atas, passive voice menghilangkan informasi tentang siapa yang membuat kesalahan. Aktif voice lebih jelas dalam menunjukkan bahwa seseorang melakukan kesalahan.
2. Ketidakjelasan Urutan Kejadian
Passive voice dapat membuat urutan kejadian menjadi tidak jelas atau ambigu. Karena subjek (pelaku) tidak ditempatkan di awal kalimat, seringkali tidak jelas apakah tindakan terjadi sebelum atau setelah peristiwa lain.
Contoh pada passive voice, The letter was sent after the package arrived, jadi aktif voice-nya After the package arrived, they sent the letter.
Dalam contoh tersebut, penggunaan passive voice membuat urutan kejadian menjadi kurang jelas. Aktif voice memberikan urutan yang lebih terstruktur.