Pada dasarnya, ciri-ciri pantun jenaka hamper sama dengan ciri-ciri pantun pada umumnya. Lantas, apa saja ciri-ciri pantun jenaka? Berikut ciri-cirinya:
1. Terdiri dari 4 baris
Ciri pertama dari pantun jenaka adalah pantun jenaka berisikan kata-kata yang menarik, yang terdiri dari 4 baris. Sebetulnya, hampir sama dengan jenis pantun pada umumnya, yang membedakannya, baris dalam pantun jenaka ditunjukkan mengarah pada kelucuan atau kejenakaan.
2. Pola sajak a-b-a-b
Ciri kedua dari pantun jenaka adalah pola sajak dalam pantun jenaka adalah a-b-a-b. sajak yang mempunyai bunyi yang sama inilah yang membuat pantun jenaka tidak hanya menjadi lucu, tetapi juga enak untuk didengar atau dibaca.
3. Terdapat sampiran dan isi
Cirinya yang ketiga adalah pantun jenaka mempunyai sampiran serta isi. Akan tetapi, pada bagian sampiran ini, bisa dibilang bagian yang cukup sulit untuk dibuat. Karena dalam membuat sampiran diperlukan kemampuan dalam merangkai kata-kata yang lucu atau jenaka.
Sedangkan pada bagian isi, sudah pasti harus mengandung kelucuan, karena namanya saja pantun jenaka. Walaupun ada kelucuannya, namun isi dari pantun harus tetap meninggalkan pesan kehidupan atau nilai moral di dalamnya.
4. Terdiri dari 8-12 suku kata dalam satu baris
Ciri yang keempat adalah satu baris pantun jenaka mempunyai 8-12 suku kata. Maka dari itu, pada saat membuat pantun jenaka, maka sebisa mungkin kamu harus singkat supaya bisa tetap lucu dan maknanya mudah untuk diterima pendengar atau pembacanya.
Contoh Pantun Jenaka
1. Asam kandis asam Jawa
Satu peti di dalam kereta
Jikalau nenek sudah tua
Hati atuk tetaplah cinta
Pantun jenaka tersebut berarti sebuah rayuan suami kepada sang istri, bahwa walaupun dirinya sudah tua, tetapi sang istri tidak perlu khawatir, karena cinta di hatinya hanyalah kepada sang istri tercintanya.