Kisah para Nabi adalah teladan yang sepatutnya untuk kita contoh sebagai umat muslim. Salah satunya adalah pelajaran hidup dari kisah Nabi Daud yang dikaruniai kesalehan dan juga kitab Zabur sebagai pedoman hidup bagi kaumnya.
Dari banyaknya kisah Nabi Daud, banyak pelajaran yang bi akita petik, yang kemudian bis akita terapkan supaya kitab isa menjadi seorang muslim yang Tangguh.
Lalu, apa saja kisah Nabi Daud yang bisa menjadi teladan bagi kita? Simak penjelasannya berikut ini.
Pelajaran Penting Dari Kisah Nabi Daud
1. Memiliki keberanian yang sangat besar
Pada masa kekuasaan raja Thalut, Nabi Daud AS hanyalah seorang prajurit biasa yang sering ikut terlibat dalam perang jika diperintahkan. Saat itu, raja Thalut mengumumkan sayembara untuk membunuh musuhnya, yaitu raja Jalut.
Nabi Daud pun menerima tantangan tersebut dan berani untuk maju ke depan untuk berhadapan dengan Raja Jalut. Semua orang kaget, kedua kakaknya yang juga seorang prajurit melarang keras keputusan Nabi Daud kala itu.
Raja Jalut diketahui memiliki tubuh yang jauh lebih besar dan kekar daripada Nabi Daud, tentunya akan kesulitan untuk bisa dikalahkan oleh Nabi Daud dengan mudah. Akan tetapi, Nabi Daud tetap merasa yakin, dengan izin Allah SWT, semua hal mungkin saja bisa terjadi.
Dengan bermodalkan keyakinan yang dimiliki oleh Nabi Daud itulah, akhirnya Nabi Daud AS mencoba untuk mengeluarkan batu dan ketapel untuk membidik Raja Jalut. Ternyata, batu tersebut tepat mengenai dahi raja Jalut dan berhasil membuatnya ambruk.
Dari hal tersebut, kita memang perlu memiliki keberanian untuk mengarungi terjalnya hidup. Pada saat kamu merasa yakin Langkah kamu berada di jalan yang benar, maka kamu tidak perlu merasa takut. Kamu harus yakin bahwa Allah SWT akan selalu membantu kamu.
2. Tidak menyukai sanjungan manusia karena begitu rendah hati dan Ikhlas dalam berjuang
Keberhasilan Nabi Daud dalam mengalahkan Raja Jalut dalam sekejap, membuat Nabi Daud banyak dipuji orang. Tanpa terkecuali Raja Thalut, dirinya pun memberikan Nabi Daud posisi penting di kerajaan, rakyat pun akhirnya ingin memberikan Daud hadiah.
Melihat banyaknya sanjungan yang didapatkan itu, Nabi Daud malah memilih untuk mengasingkan diri ke gunung dan bermunajat kepada Allah.Â
Baginya, keberaniannya dalam melawan raja Jalut hanya karena ingin memerangi kebatilan saja. Ridha dari Allah adalah tujuannya. Ketika berdzikir di kesunyian itulah, Allah menurunkan kitab Zabur kepadanya.
Kalau kita melihat kehidupan saat ini, masih banyak sekali orang yang haus akan pujian. Bahkan tidak jarang mereka marah jika kebaikan yang dilakukannya tidak diapresiasi. Padahal, saat kamu Ikhlas melakukan sesuatu, seharusnya kamu tidak membutuhkan pujian dari manusia.
3. Harta melimpah justru membuatnya semakin khusyuk dalam beribadah
Nabi Daud yang menggantikan posisi Raja Thalut berhasil menjadi seorang pemimpin yang dicintai oleh para rakyatnya. Jadi tidak heran, kalu kerajaan yang dipimpinnya berembang dengan sangat pesat.
Harta dan tahta yang dimiliki olehnya malah semakin membuat dirinya lebih mendekatkan diri lagi kepada Allah SWT sebagai bentuk rasa syukurnya. Siang harinya ia disibukkan dengan berdakwah dan melakukan urusan kerajaan. Kemudian, pada malam harinya, waktunya ia habiskan untuk beribadah.
Nabi Daud sangat paham kalau harta hanyalah sebuah titipan. Begitulah kita juga harus bersikap. Jangan sampai kerja keras kita dalam mengumpulkan harta, bisa membuat kita menjadi lupa kepada sang Pencipta dan lupa untuk beribadah kepada-Nya.
4. Mampu membagi waktu antara urusan dunia dan akhirat
Menjadi seorang raja yang amat dicintai olh rakyatnya dan tetap khusyuk dalam melakukan ibadah kepada Allah, tentunya membutuhkan manajemen waktu yang bijak. Nabi Daud menyampaikan nasihat supaya manusia tidak lalai dengan empat waktu yang dimilikinya.
Pertama adalah waktu untuk dirinya bermunajat kepada Allah. Kedua, adalah waktu untuk dirinya bermuhasabah. Lalu, yang ketiga adalah waktunya untuk berinteraksi dengan orang lain. Dan yang keempat adalah waktu yang dilakukan untuk menikmati hidup selama masih ada dalam batasan yang halal.
Nah, itulah beberapa pelajaran hidup yang bis akita teladani dari kisah Nabi Daud. Semoga hal tersebut bisa menambah keimanan serta kecintaan kita kepada para Nabi.
Penulis: Nurul Ismi Humairoh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H