Baginya, keberaniannya dalam melawan raja Jalut hanya karena ingin memerangi kebatilan saja. Ridha dari Allah adalah tujuannya. Ketika berdzikir di kesunyian itulah, Allah menurunkan kitab Zabur kepadanya.
Kalau kita melihat kehidupan saat ini, masih banyak sekali orang yang haus akan pujian. Bahkan tidak jarang mereka marah jika kebaikan yang dilakukannya tidak diapresiasi. Padahal, saat kamu Ikhlas melakukan sesuatu, seharusnya kamu tidak membutuhkan pujian dari manusia.
3. Harta melimpah justru membuatnya semakin khusyuk dalam beribadah
Nabi Daud yang menggantikan posisi Raja Thalut berhasil menjadi seorang pemimpin yang dicintai oleh para rakyatnya. Jadi tidak heran, kalu kerajaan yang dipimpinnya berembang dengan sangat pesat.
Harta dan tahta yang dimiliki olehnya malah semakin membuat dirinya lebih mendekatkan diri lagi kepada Allah SWT sebagai bentuk rasa syukurnya. Siang harinya ia disibukkan dengan berdakwah dan melakukan urusan kerajaan. Kemudian, pada malam harinya, waktunya ia habiskan untuk beribadah.
Nabi Daud sangat paham kalau harta hanyalah sebuah titipan. Begitulah kita juga harus bersikap. Jangan sampai kerja keras kita dalam mengumpulkan harta, bisa membuat kita menjadi lupa kepada sang Pencipta dan lupa untuk beribadah kepada-Nya.
4. Mampu membagi waktu antara urusan dunia dan akhirat
Menjadi seorang raja yang amat dicintai olh rakyatnya dan tetap khusyuk dalam melakukan ibadah kepada Allah, tentunya membutuhkan manajemen waktu yang bijak. Nabi Daud menyampaikan nasihat supaya manusia tidak lalai dengan empat waktu yang dimilikinya.
Pertama adalah waktu untuk dirinya bermunajat kepada Allah. Kedua, adalah waktu untuk dirinya bermuhasabah. Lalu, yang ketiga adalah waktunya untuk berinteraksi dengan orang lain. Dan yang keempat adalah waktu yang dilakukan untuk menikmati hidup selama masih ada dalam batasan yang halal.
Nah, itulah beberapa pelajaran hidup yang bis akita teladani dari kisah Nabi Daud. Semoga hal tersebut bisa menambah keimanan serta kecintaan kita kepada para Nabi.
Penulis: Nurul Ismi Humairoh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H