3. Sebagian orang menganggap bahwa menghabiskan banyak waktu dan sumber daya untuk mengadakan tahlilan bisa menjadi bentuk bid'ah (inovasi agama) yang tidak dianjurkan dalam Islam.Â
Mereka berpendapat bahwa umat Muslim seharusnya lebih fokus pada amal perbuatan yang telah diajarkan oleh Rasulullah Muhammad SAW.
Sementara itu, pendapat-pendapat ini menggambarkan sejumlah argumen yang sering diajukan dalam kontroversi tahlilan. Penting untuk dicatat bahwa pandangan tentang tahlilan dapat berbeda-beda di berbagai komunitas Muslim sesuai mazhab yang mereka percaya.Â
Beberapa masyarakat dan kelompok mungkin menerima praktek tahlilan sebagai bagian dari tradisi mereka, sementara yang lain mungkin menghindarinya berdasarkan pandangan mereka tentang agama dan prinsip-prinsip Islam yang lebih luas.Â
Menyikapi Kontroversi Tahlilan
Sikap umat muslim terhadap kontroversi tahlilan dapat bervariasi tergantung pada sudut pandang dan pemahaman individu. Namun, berikut adalah beberapa prinsip umum yang dapat dipertimbangkan dalam menyikapi kontroversi ini:
1. Keadilan dan Toleransi
Menghormati perbedaan pendapat dan melaksanakan prinsip keadilan adalah penting dalam menyikapi kontroversi seperti ini.Â
Menyadari bahwa pendapat orang lain mungkin berbeda dan tetap memperlakukan mereka dengan rasa hormat dan toleransi akan membantu mencegah konflik yang tidak perlu.
2. Berdasarkan Ajaran Agama
Umat muslim sebaiknya merujuk pada ajaran agama mereka, yaitu Al-Quran dan Hadis, serta pemahaman para ulama yang terkemuka, untuk mendapatkan panduan tentang acara tahlilan.
Mempelajari dan memahami dengan baik landasan agama terkait acara ini akan membantu dalam mengambil keputusan yang bijaksana.
3. Menjaga Niat dan Tujuan
Penting untuk menjaga niat yang baik dan tujuan yang benar dalam melaksanakan acara tahlilan atau kegiatan keagamaan lainnya.Â
Jika acara tahlilan dijadikan sebagai bentuk ibadah untuk mengingat dan mendoakan orang yang telah meninggal, maka niat yang ikhlas dan tujuan yang benar harus dijaga.Â