Mohon tunggu...
Gramedia Official
Gramedia Official Mohon Tunggu... Lainnya - Tempat kamu mencari buku 📚

📖 Halaman untuk pecinta buku. Dari trivia, review, hingga rekomendasi buku dari #SahabatTanpaBatas-mu. 🤗

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail tentang Qurban, Menjadi Asal Mula Qurban Idul Adha!

8 Mei 2023   10:25 Diperbarui: 8 Mei 2023   10:42 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pixabay.com/mufidpwt 

Setiap tanggal 10 Dzulhijjah, setiap umat Islam di seluruh dunia merayakan hari raya Idul Adha. Tidak lupa juga menjalankan kurban bagi setiap umat muslim yang mampu.

Sunnah berkurban tersebut tidak terlepas dari kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, anaknya yang diuji oleh Allah SWT dalam hal melihat seberapa besar dan seberapa jauh ketakwaan yang dimiliki oleh Nabi Ibrahim.

Di mana Allah meminta kepada Nabi Ibrahim untuk mengorbankan putera tercintanya yaitu Nabi Ismail, sebelum pada akhirnya digantikan dengan seekor domba yang besar. 

Penasaran dengan kisah mukjizat Nabi Ibrahim yang akhirnya menjadi asal mula qurban di hari raya Idul Adha? Simak ulasannya berikut ini, ya!

Kisah Di Balik Berkurban Saat Hari Raya Idul Adha

Nabi Ismail merupakan putra dari Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim telah lama tidak dikaruniai keturunan sampai dirinya tua. 

Kemudian, Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah supaya diberikan keturunan. Doa tersebut juga terdapat di dalam Al-Quran pada surat As-Shafaat ayat 100.

Perintah untuk mengorbankan Nabi Ismail sendiri turun melalui wahyu yang diberikan oleh Allah SWT. Wahyu tersebut turun kepada Nabi Ibrahim melalui mimpinya, pada saat Nabi Ismail sudah berusia dewasa. 

Sebagai orang tua yang telah mendambakan lama seorang anak, siapa yang tidak akan kaget jika mendapatkan perintah seperti itu?

Nabi Ibrahim kemudian menyampaikan mimpi yang dialaminya kepada nabi Ismail, yaitu untuk melaksanakan perintah dari Allah SWT untuk menyembelih putranya. Ucapan yang dikatakan oleh Nabi Ibrahim kepada sang anak ada di dalam surat Ash-Shaffat ayat 102 yang artinya:

"Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu "maka pikirkanlah apa pendapatmu? Ismail menjawab: Wahai Bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. InsyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar."

Tanpa adanya keraguan di diri Islami, diapun meminta kepada sang ayah untuk mematuhi perintah Allah SWT tersebut. Selain itu, Nabi Ismail juga berjanji kepad Nabi Ibrahim, bahwa akan menjadi seseorang yang lebih bersabar dalam menjalankan perintah dari Allah SWT.

Melihat kemuliaan sifat yang dimiliki oleh Nabi Ismail, Allah SWT memujinya. Hal ini terdapat di dalam surat Maryam ayat 45, yang artinya:

"Dan ceritakanlah (Hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Qur'an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi."

Menguji Ketakwaan Dengan Mengorbankan Hal yang Paling Dicintainya

Akhirnya, Nabi Ibrahim Bersiap untuk mengorbankan anak tercintanya dan membaringkannya. Nabi Ismail juga tidak menunjukkan keraguan. 

Lalu, pada saat Nabi Ibrahim akan mengayuhkan parangnya, Allah SWT secara tiba-tiba menggantikan tubuh Nabi Ismail dengan seekor domba yang sangat besar. Yaitu seekor domba (kibas) jantan yang berasal dari surga, dengan warna putih, mata yang bagus, dan memiliki tanduk.

Kejadian ini tentunya sebuah mukjizat yang Allah berikan. Perintah mengurbankan Nabi Ismail adalah sebuah ujian untuk Nabi Ibrahim dan putranya untuk melihat sejauh mana kecintaan mereka kepada Allah SWT.

Kejadian inilah yang menjadi asal mula dari kurban bagi umat Islam di seluruh dunia pada setiap hari raya Idul Adha. Ibadah kurban dimaknai sebagai suatu bentuk kepasrahan pada Allah SWT untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Hikmah Peristiwa Kurban Nabi Ibrahim

1. Kecintaan pada Allah melebihi ego duniawi

Dari pengorbanan Nabi Ibrahim yang berseida menyembelih putranya, umat Islam belajar bahwa ego duniawi sama sekali tidak boleh mengungguli kecintaan kita terhadap Allah SWT. Ego duniawi dalam hal ini adalah kecintaan NBI Ibrahim kepada sang anak.

2. Tingkat keikhlasan yang besar

Tingkat keikhlasan yang dimiliki oleh Nabi Ibrahim sangatlah tinggi, sehingga beliau tidak ragu sama sekali dalam menjalankan perintah Allah SWT. Nabi Ibrahim dan sang putra menunjukkan sesuatu yang bahkan melampaui maqom ikhlas.

Nabi Ibrahim rela mengorbankan anaknya untuk dipersembahkan kepada Allah, sedangkan Ismail pasrah walaupun nyawanya dipertaruhkan dalam menjalankan perintah Allah. Dirinya berserah diri dan percaya pada ayahnya.

3. Orang tua yang menjadi sosok panutan bagi anak

Bagi orang tua, kisah Nabi Ibrahim dapat dijadikan pelajaran untuk berusaha menjadi panutan untuk anak. Ibrahim adalah sosok orang tua yang tidak pernah berbohong, Amanah, dan penuh kasih sayang. Dirinya tidak pernah mengecewakan anaknya. Sehingga, Ismail sangat mengidolakan ayahnya dan percaya pada sang ayah.

Nah, itulah kisah yang menjadi dasar disyariatkannya ibadah berkurban kepada setiap umat muslim yang mampu. Terdapat banyak hikmah yang bisa diambil dalam kisah Nabi Ibrahim di atas.

Penulis: Nurul Ismi Humairoh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun