Mohon tunggu...
Gramedia Official
Gramedia Official Mohon Tunggu... Lainnya - Tempat kamu mencari buku 📚

📖 Halaman untuk pecinta buku. Dari trivia, review, hingga rekomendasi buku dari #SahabatTanpaBatas-mu. 🤗

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Berikut 2 Cerita Hujan dalam Islam yang Penuh Makna!

16 Januari 2023   11:36 Diperbarui: 16 Januari 2023   11:47 979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Pexels on Pixabay

Hujan adalah salah satu fenomena yang memiliki makna, terutama bagi umat muslim. Itulah sebabnya kita dianjurkan membaca doa ketika hujan hanya pada Allah SWT. Ada beberapa cerita hujan dalam islam yang penuh makna atas kebesaran Allah tersebut. 

Cerita Hujan dalam Islam

Berikut ini cerita hujan dalam islam yang perlu kamu ketahui agar lebih bersyukur: 

1. Malaikat Mikail membagi Air Hujan

Suatu ketika, Nabi sedang ada dalam peristiwa Isra dan Mi'raj, Baginda Nabi menceritakan percakapannya dengan malaikat Jibril yang menemaninya. Setelah beberapa saat Jibril dan Nabi mencapai titik tertinggi. 

Jibril merentangkan kedua sayapnya, yang pada saat itu dapat menutupi antara langit dan bumi. Rasulullah terheran-heran melihat besarnya wujud Jibril. Saat itu Jibril berkata: 

"Wahai Muhammad, saudaraku Mikail memiliki 600 sayap yang masing-masing sayapnya sama dengan dua sayapku. Tetapi ketika dia berdiri di hadapan Tuhan, dia seperti seekor burung kecil karena ketakutan dan ketundukannya kepada Tuhan."

Jibril berhenti di Sidratul Muntaha, sebuah pohon yang sangat tinggi, dimana seorang penunggang kuda yang telah membiarkan kudanya berlari kencang di bawah bayangannya selama seratus tahun belum dapat mencapai ujungnya.

Jibril lalu berkata: "Wahai Muhammad, ini adalah perbedaan orang yang mencintai dan orang yang dia cintai (antara aku dan kamu). Jika kamu terus mendaki, kamu akan selamat, sedangkan aku akan terbakar jika terus mendaki."

Nabi melanjutkan pendakian sendirian. Nabi melihat daun emas besar dari pohon Sidratul Muntaha, daun pohon itu seperti telinga gajah. Tempat ini adalah tempat tertinggi di alam semesta ini sebelum singgasana Allah. Dengan ini berakhirlah pengetahuan semua makhluk.

Selama perjalanan ini Rasulullah bersabda: "Ketika aku sampai di surga pada malam Isra' Mi'raj, aku melihat malaikat dengan 1000 tangan, masing-masing tangan memiliki 1000 jari. 

"Aku melihatnya menghitung jarinya satu per satu. Saya bertanya kepada rekan saya Jibril. Siapa malaikat ini dan apa pekerjaannya?"

Lalu Jibril menjawab: "Dia memang bidadari yang misinya adalah menjadikan air hujan yang jatuh dari langit ke bumi." Rasulullah bertanya kepada Malaikat Rintik Hujan tadi: 'Tahukah kita berapa banyak rintik hujan yang jatuh dari langit ke bumi sejak penciptaan Adam?'

Malaikat itu menjawab: "Wahai Rasulullah, demi orang yang mengutusmu dengan kebenaran, aku mengetahui jumlah tetesan air hujan yang jatuh dari langit ke bumi sejak penciptaan Adam hingga hari ini, dan aku juga mengetahui jumlah tetesannya. 

Yakni yang jatuh ke laut, tanah, hutan, gunung, lembah, sungai, kuburan dan orang-orang," katanya. Itu adalah jalan Allah Subhanahu wa ta'ala. Tuhan mengirimkan air hujan dan kemudian menugaskan Malaikat Tertinggi Mikail untuk mengatur siklus air hujan.

Yakni yang dapat menumbuhkan semua jenis tumbuhan dan hewan dan juga menyuburkan tanah tandus. (Ushulul Iman, Muhammad bin Abdul Wahab)

2. Nabi Sulaiman dan Semut yang Berdoa Meminta Hujan

Dalam kitab Tafsr al-Qur'n al-'Adhm, Imam Ibnu Katsir mengutip riwayat dari Imam Ibnu Abu Hatim seperti berikut ini:  

  : : : . :   

Ibnu Abu Hatim berkata, ayahnya bercerita, Muhammad bin Basysyar bercerita, Yazid bin Harun bercerita, Mis'ar bercerita, dari Zaid al-'Ama, dari Abu al-Shiddiq al-Naji, berkata seperti berikut ini:   

Nabi Sulaiman AS keluar untuk meminta hujan. Lalu, tiba-tiba ia bertemu dengan seekor semut yang berbaring dengan punggungnya (dalam posisi terlentang), semua kakinya diangkat menghadap langit dan semut itu berdoa:   

"Ya Allah, sesungguhnya kami adalah salah satu dari makhluk yang sangat memerlukan guyuran air hujan dari-Mu. Jika tidak mengguyur (dengan air hujan-Mu), maka Kau akan benar-benar membuat kami binasa."

Nabi Sulaiman AS kemudian berkata: "Pulanglah wahai semut, sudah ada (makhluk lain) selain kalian yang berdoa untuk meminta hujan kepada Allah SWT." (Imam Ibnu Katsir, Tafsr al-Qur'n al-'Adhm, Riyadh: Dar Thayyibah, 1999, juz 6, h. 184)

Nah, itulah cerita hujan dalam islam yang bisa kamu kenali bahwa hujan adalah hal yang patut kita syukuri atas kebesaran Allah yang diberikan pada kita. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun