Suatu ungkapan disebut majas personifikasi jika memenuhi beberapa kriteria, yakni bisa membandingkan yang mati dan yang hidup, melibatkan panca indera.Â
Sifat-sifat manusia yang ditransfer ke non-manusia atau benda mati meliputi kepribadian, kepribadian, sifat fisik, perilaku, pikiran, emosi, verbal dan non-verbal.Â
Jadi, ada persamaan antara manusia dan benda mati dalam menggunakan jenis majas ini. Namun, sifat-sifat ini sebenarnya sangat kontras. Oleh karena itu, majas ini dapat dilihat sebagai gaya bahasa berdasarkan sifat kesamaan atau perbandingan.
Ciri-ciri Majas Personifikasi dan Contohnya
Kecenderungan penggunaan majas personifikasi disebabkan adanya pembatas atau perbedaan antara manusia dengan benda mati.Â
Personifikasi ini bekerja dengan menghilangkan batasan-batasan ini, memungkinkan orang untuk lebih menghargai atau memaknainya.
Manusia pada dasarnya adalah peniru. Jadi, hal pertama yang dilakukan orang adalah menghargai segala sesuatu di sekitar mereka dan juga dengan menggunakan majas ini membuat kamu merasa lebih posesif.Â
Benda sehari-hari yang hanya dimiliki oleh manusia akan menjadi lebih terlihat dari biasanya. Dari uraian apa itu majas personifikasi di atas, ciri-ciri majas ini adalah seperti berikut ini:
1. Penggunaan Bahasa yang Menggambarkan Sifat Manusia
Ciri pertama adalah penggunaan bahasa untuk menggambarkan keberadaan sifat manusia dalam benda mati. Bahasa personifikasi adalah jenis majas yang menggunakan kata-kata untuk menggambarkan sifat manusia pada hal yang tidak bernyawa.
Dalam hal ini, kata-kata yang digunakan sebenarnya bisa tumpang tindih dengan antropomorfisme dalam konteks psikologi manusia. Antropomorfisme adalah deskripsi sifat manusia dalam hal hewan, benda mati, atau tumbuhan.Â
Yakni makhluk yang bukan manusia atau benda mati diberi ciri-ciri manusia. Maksud penggambaran kemanusiaan di sini adalah untuk membawa sifat-sifat manusia ke dalam benda mati, dimulai dengan berbicara, berpikir, dan bertingkah laku seperti manusia.
Namun, ilustrasi antropomorfisme ini berbeda dengan alegori, yang memberi karakter pada manusia hanya pada hewan tertentu. Nah, idiom antropomorfisme kita mungkin menyiratkan benda mati seperti angin, hujan, atau bau sesuatu.Â