Hingga tiga tahun berikutnya, Benteng Vredeburg digunakan sebagai tempat tawanan orang Belanda dan Indonesia, serta markas militer dan gudang senjata tentara Jepang. Pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Benteng Vredeburg diambil alih oleh instansi militer RI dan digunakan sebagai asrama, markas pasukan, juga gudang perbekalan, dan senjata.
Berubah menjadi museum
Pada 9 Agustus 1980, pemerintah melalui Mendikbud dan atas persetujuan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, menetapkan Benteng Vredeburg sebagai pusat informasi dan pengembangan budaya nusantara. Kemudian pada 16 April 1985, bangunan benteng ini dipugar untuk dijadikan museum. Setelah pemugarannya selesai pada 1987, museum mulai dibuka untuk umum.
Selanjutnya, pada 1992 bangunan museum secara resmi ditetapkan sebagai Museum Khusus Perjuangan Nasional dengan nama Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Uniknya, Museum Benteng Vredeburg memiliki koleksi unggulan berupa miniorama Kongres Boedi Oetomo, diorama pelantikan Soedirman sebagai Panglima Besar TNI, mesin ketik Surjopranoto, kendil yang digunakan oleh Soedirman, Dokumen Soetomo, dan bangku militer akademi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H