[caption id="attachment_380095" align="aligncenter" width="480" caption="Motif Megamendung"]
[caption id="attachment_380096" align="aligncenter" width="480" caption="Motif Kawung"]
Setelah kami semua menyimak slides tentang batik, tiba lah saatnya kami mempraktikkan menulis titik. Kursi dan canting yang tersedia terbatas, jadi nggak semua orang yang ada di ruangan berkesempatan untuk mencoba membuat batik. Saya? Jelas ogah ketinggalan dong. Langsung menyerbu kursi yang disediakan bersama peserta lain, yaitu Mba Riana dan Mba Nisa. Horeeee! :D
Mau tau gimana rasanya membatik? SUSAH. Fiuh. Berkali-kali lilin saya meluber dan mengotori pola. Saya nggak sabar banget. Jadi, oke, kalau harga batik mahal, saya kini bisa sangat memakluminya. *lap keringet*
Usai membatik, rombongan kami bergerak menuju sebuah pusat oleh-oleh. Rupanya teman-teman yang datang dari luar kota ingin membeli buah tangan untuk keluarga tercinta. Saya ikut beli deh. Kebetulan lagi kepengen brem putih. *sekedar info* *info nggak penting* *lupakan*
Oleh-oleh sudah dibeli, kami pun kembali ke hotel untuk mandi bebek dan dandan cantik (dan ganteng) untuk agenda selanjutnya. Apakah itu? Yes! Acara puncak HUT JNE 24 Tahun Melayani di... Candi Prambanan! Seru banget, I couldn't wait. Terakhir saya ke Candi Prambanan itu waktu saya masih TK. Jadi nggak sabar banget kepengin menyambangi Candi Prambanan lagi. :))
[caption id="attachment_380093" align="aligncenter" width="576" caption="Foto dok. Mba Riana"]
Saya pikir, acara puncaknya akan diselenggarakan di area Candi Prambanan dalam area kecil, misalnya cafe (eh emangnya ada cafe? nggak ngerti juga saya, hihihi) atau mungkin tenda-tenda kecil. Ternyata, saya salah, Kompasianer! Acaranya diadakan di open space dengan berlatar belakang kemegahan Candi Prambanan. Banyak lampion, banyak lampu, dan banyak orang. Sumpah! Kayak mau nonton konser. Usut punya usut, ternyata yang menghadiri acara puncak tersebut bukan hanya rombongan kami, melainkan banyak sekali rekan JNE dari seluruh Indonesia. WOW banget kan.
Sebelum memasuki area, ternyata kami harus menukarkan tiket di sebuah booth pendaftaran. Di situ, kami diberi semacam gelang dari kertas yang menandakan bahwa kami boleh mengikuti acara puncak.