Mohon tunggu...
Grace Paramitha
Grace Paramitha Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Hi! Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Jurnalisme Multimedia dan Elemen Multimedia

23 Februari 2021   16:13 Diperbarui: 23 Februari 2021   16:30 2227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehidupan manusia tentunya berhubungan erat dengan informasi. Setiap harinya, Anda selalu membutuhkan adanya informasi, bukan?

Saat membeli suatu produk makanan, Anda akan membaca tulisan yang tercantum di kemasannya untuk mencari informasi mengenai produk tersebut. Anda juga akan menonton televisi, membaca koran atau mendengarkan radio untuk mencari informasi yang terjadi kemarin, hari ini, atau rencana untuk esok hari.

Saat ini, di tahun 2021, informasi sudah bisa didapatkan dengan sangat mudah. Terlebih dengan adanya smartphone, hanya dengan membuka satu aplikasi atau menekan suatu link, Anda sudah bisa mendapatkan informasi yang Anda inginkan.

Banyak orang, mungkin termasuk Anda, lebih menyukai mencari informasi di internet menggunakan smartphone dibandingkan membaca koran, menonton televisi, atau mendengarkan radio.

Sama halnya dengan media informasi yang semakin dinamis, cara penyajian informasi juga semakin dinamis. Jurnalisme sudah semakin berkembang yang semula hanya jurnalisme online menjadi jurnalisme multimedia.

Deuze, M (2004) dalam jurnal artikelnya yang berjudul "What is Multimedia Journalism?" membahas mengenai pengertian jurnalisme multimedia dan elemen-elemen dalam logika multimedia.

Jurnalisme Multimedia

Pengertian multimedia dalam jurnalistik dapat dijelaskan melalui dua cara.

Pertama, jurnalisme multimedia berarti menyajikan berita dalam bentuk paket melalui sebuah website dengan menggunakan dua format media atau lebih, seperti tulisan, audio, video, gambar diam dan gambar bergerak (gif), animasi grafis, hipertekstual dan elemen interaktif lainnya.

Kedua, jurnalisme multimedia dapat juga diartikan sebagai penyajian paket berita yang terintegrasi melalui media yang berbeda, seperti situs website, e-mail, radio, televisi, koran dan majalah cetak.

Penting untuk diketahui juga, memproduksi berita multimedia yang ideal berarti harus mampu membuat "paket" cerita daripada repurposing cerita tunggal dalam berbagai format.

Singkatnya, "paket" berita yang diberikan merupakan serangkaian cerita atau informasi yang saling melengkapi, teks, video, gambar, grafik dan lainnya akan saling melengkapi informasi dan bukan mengulang informasi.

Elemen-elemen Jurnalisme Multimedia

Terdapat beberapa elemen logika multimedia yang saling konstituen atau rekombinan.

1. Kelembagaan

Berdasarkan pada perspektif kelembagaan, hadirnya konvergensi dalam berbagai bentuk dan ukuran yang pada akhirnya memengaruhi hadirnya jurnalisme multimedia, sangat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal perusahaan.

Faktor internal perusahaan seperti praktik kerja, rutinitas kerja, dan budaya yang ada dalam perusahaan, dan faktor eksternal perusahaan seperti regulasi yang berlaku, persaingan antar perusahaan, para pemangku kepentingan, dan publik.

2. Organisasi

Eksekutif atau para petinggi perusahaan dalam industri media cenderung melihat adanya media baru sebagai cara untuk mempermudah perampingan staff perusahaan. Istilah "melakukan lebih banyak dengan lebih sedikit orang" sepertinya cocok untuk menggambarkan keadaan tersebut.

Sebagian besar jurnalis juga mengatakan bahwa adanya konvergensi media membuat pekerjaan mereka menjadi lebih banyak, namun gaji yang didapatkan tidak sebanding dengan pekerjaan yang dilakukan.

3. Teknologi

Adanya konvergensi media yang memengaruhi hadirnya jurnalisme multimedia tentunya membutuhkan peralatan teknologi yang canggih. Perusahaan media harus mengeluarkan sejumlah uang untuk membeli peralatan baru, baik perangkat keras maupun perangkat lunak.

Perusahaan juga membutuhkan pelatihan internal dan eksternal untuk para staff, serta mempekerjakan orang baru terutama yang memiliki keterampilan atau kemampuan di bidang teknologi (TI).

Hampir semua jurnalis telah menggunakan internet dalam pekerjaan mereka, namun adanya teknologi dan perubahan organisasi setelah adanya internet dalam pekerjaan mereka dapat menyebabkan stress dan frustasi.

4. Budaya penggunanya

Konsumen berita cenderung multitasking. Penting bagi organisasi berita untuk mengetahui kebiasaan orang dalam membaca berita.

  • Membaca: Orang membaca lebih sedikit berita cetak dibandingkan berita online, terutama ketika mereka tertarik dengan topik yang ditawarkan.
  • Menonton: Pemahaman seseorang tentang peristiwa dan caranya memandang dunia sekitar semakin dikontekstualisasikan oleh manipulasi dan pengeditan gambar serta video dengan kecepatan atau kualitas tinggi.
  • Mendengarkan: Orang-orang masih mendengarkan radio, tetapi semakin sering melakukannya secara online melalui stasiun radio yang ada di internet sembari melakukan tugas lain.
  • Multitasking: Orang-orang semakin terlibat dalam konsumsi dan produksi informasi di media yang berbeda secara bersamaan, biasanya mereka akan menonton televisi dengan volume yang dikecilkan agar dapat melakukan percakapan telepon atau membaca koran atau majalah dan mengetik kata di mesin pencarian tentang topik yang dirasa relevan, semuanya dilakukan pada saat yang sama.

Menurut Survei Inovasi (2001), hambatan terbesar dari konvergensi media adalah sifat individualistis jurnalis. Jurnalis harus belajar untuk menempatkan pembaca atau pemirsa di atas ego mereka sendiri. Hal tersebut karena orang-orang membaca, menonton, dan mendengarkan apa yang dihasilkan jurnalis.

Cepat atau lambat, semua organisasi media akan bergerak menuju tahap di mana proses pembuatan serta penyajian berita atau informasi berupa paket berita yang berisi audio, video, teks, gambar, grafik, bahkan pemasaran dan penjualan. Adanya interaktivitas dengan publik juga akan semakin diutamakan.

Maka, siapkah Anda mengalami perubahan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun