Mohon tunggu...
Helena Dona
Helena Dona Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMA Negeri 39 Jakarta

Saya Helena Dona Gracella Octavia, biasa disapa Octa. Saat ini saya masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Saya senang bersenandung untuk mengungkapkan hal yang ada di dalam diri saya. Saya juga suka tantangan, tapi bukan tantangan yang dapat merugikan. Saya orang yang intuitif, walau tetap percaya pada logika. Selamat datang di blog saya! Semoga dapat menemukan kesenangan dari tulisan saya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Petualangan Sang Putri

5 April 2024   22:00 Diperbarui: 5 April 2024   22:06 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

     Pergi mencari harta karun, pergi mencari kekuasaan baru, atau hanya sekadar mencari pengalaman serta suasana baru sangat erat kaitannya dengan perkelanaan. Berkelana merupakan hal yang melelahkan tapi juga menyenangkan apabila perjalanan tersebut telah direncanakan dengan matang. Sebab, di akhir perjalanan pasti ada hal membahagiakan yang akan kita dapatkan dan yang paling penting kita sudah mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi segala situasi maupun kondisi di depan nanti. Namun, bagaimana jadinya bila sebuah perjalanan baru yang tak terduga memaksa kita untuk berpetualang mencari jalan pulang? 

Sejuk lembut desiran angin yang menerpa

Beradu dengan lembayung jingga yang mempesona

Ahhh... sungguh syahdu suasananya

     Ya, mungkin demikianlah yang dirasakan Crecentia saat ini. Keinginannya untuk berjalan demi meredakan lelahnya mengemban tugas seorang putri membawanya pada titik ini, titik di mana indra pengelihatan, pikiran, serta hatinya dimanjakan dengan keindahan di sekitar. Crecentia, seorang Putri di Kerajaan Keladok, hari-harinya diisi dengan mengurusi segala permasalahan rakyat di negeri ini, walau masih seorang putri ia sudah dibiasakan untuk menjalani tugas tersebut, karena kelak ialah yang memegang tahta tertinggi di Kerajaan Keladok ini. Setiap hari setiap warga silih berganti datang mengeluhkan berbagai masalah yang berbeda, tentunya Crecentia harus mendengar dan mencarikan jalan keluar untuk hal tersebut. Tak heran bila ia sering merasa lelah, mengingat betapa berat tugas yang diembannya. 

     Bukan kali pertama ia mengunjungi taman ini. Akibat letaknya yang sedikit tersembunyi tapi dekat dengan istana membuat tempat ini menjadi pemberhentian andalan sang putri kala ingin sejenak mencari ketenangan. Belum lagi ditambah dengan permainan warna dari bunga-bunga di sekitarnya membuat Crecentia, si Putri Kerajaan Keladok semakin betah untuk berdiam diri di sini.

Berjuta warna beradu

Beribu harum membau

Namun hanya satu, 

yang membuatku diam membisu

     Layaknya hari-hari pada umumnya, Putri Crecentia terduduk di rerumputan hijau dengan bunga warna-warni di sekelilingnya. Sang Putri memang sangat senang dengan keindahan para bunga, setiap menatapnya rasanya seperti sedang dimabuk asmara. Saat nanar indah milik sang puan mengamati sekelilingnya, ada satu kembangn yang menarik perhatiannya. Rupanya elok, warna merah muda menghiasi kelopaknya, cahaya keluar dari dalam bunga tersebut. 

     "Mengapa seperti itu? Bunga indah itu, mengapa bercahaya?" batin Sang Putri.

     Tanpa sadar kedua kakinya terus bergerak mendekati bunga tersebut. Semakin dekat, semakin terang. Semakin dekat, semakin indah. Semakin dekat, semakin harum. Semakin dekat, jari-jemari Crecentia 'pun tanpa aba-aba menyentuk kelopak bunga peony yang bercahaya itu.

     Tiba-tiba saja....

     "AAAAAAAAKKKKHHHHHHH," teriak Crecentia secara spontan.

     "Apa yang baru saja terjadi? Mengapa rasanya pusing sekali?", tanya Crecentia di kesendiriannya.

     Nyatanya, sesaat setelah Putri Crecentia menyentuh bunga itu, cahaya terang yang begitu besar muncul, menarik Sang Putri ke dalamnya serta membawanya ke suatu tempat baru yang begitu asing untuknya.

     "Tempat apa ini?" ucap Crecentia beberapa saat setelah ia menatap sekelilingnya.

     

Lidahku belum sempat berucap,

Mataku belum sempat mengerjap

Kau bawa aku ke tempat baru,

Yang bahkan aku belum tahu

     Tak disangka-sangka, cahaya tadi membawa Crecentia seorang putri dari Kerajaan Keladok ke suatu tempat yang begitu bising, ramai, dan sibuk. Tempat yang menjadi sendi daripada pendistribusian barang-barang di zaman modern. Tempat yang jauh berbeda kondisinya dengan tempat asal Sang Putri.

     Akibat dari tersesatnya sang putri, ia harus melakukan pekerjaan manusia normal di dunia ini, yaitu bekerja sebagai kurir. Karena ternyata, Crecentia terjebak di DC Cakung. Kesehariannya yang biasanya dipenuhi hal mewah dan hidup serba dilayani, jadi berubah 180 derajat. Kini Crecentia harus berkutat dengan setumpuk paket-paket berlapis bubble wrap yang harus ia sortir. 

     Hari demi hari ia lakukan dengan bekerja sebagai kurir di DC Cakung. Namun, tak satu haripun luput dari pikirannya bagaimana cara untuk kembali ke dunia asalnya, Kerjaan Keladok. 

     

Meski lelah, akan tetap ku cari celah

Jalan kembali, ke tempat aku harus berdiri

     Suatu ketika saat sedang melakukan pekerjaannya di DC Cakung sebagai seorang penyortir paket, Crecentia melihat sebuah kotak paket yang aneh. Sebenarnya, tampilan kotak tersebut biasa saja. Hanya sebuah kotak standar yang dibalut dengan bubble wrap sebagai perlindungan kotak. Namun, yang membuatnya berbeda, adalah cahaya yang keluar dari kotak tersebut. Rasanya, cahaya tersebut sama dengan cahaya bunga yang kala itu dilihatnya di taman belakang Kerajaan Keladok.

     Akibat penasaran, tanpa perintah kedua tangan Putri Crecentia mulai membuka kotak tersebut. Betapa terkejutnya ia, saat melihat isi kotak tersebut. Kotak itu berisikan sebuah mahkota dengan intan berwarna merah muda persis dengan warna bunga peony kala itu. Intan itu bercahaya, menyilaukan mata tapi sangat indah. Disentuhnya intan merah muda yang berada tepat di tengah mahkota. 

     "AAAAAKKHHHHHHHHH," teriak Putri Crecentia.

     "Rasanya sama seperti terakhir kali aku menyentuh bunga peony itu," ucapnya dalam batin.

     WWWUUUUSSHHHHHHH......

     Seketika itu juga, Crecentia kembali ke Kerajaan Keladok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun