Mohon tunggu...
Grace Laumin
Grace Laumin Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Kamu nanya?

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sistem Kepercayaan Dari Masa Pra-aksara sampai Sekarang

15 November 2022   07:43 Diperbarui: 1 Desember 2022   07:35 980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sistem kepercayaan adalah sebuah rasa percaya, mengandalkan, atau meyakini sesuatu yang dianut manusia dan dapat mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku keseharian manusia.

Sistem kepercayaan ini sudah ada sejak jaman praaksara. Dalam masa praaksara, ada 2 jenis kepercayaan yang dianut manusia pada zaman itu, yaitu, 

  • Animisme

 Animisme adalah kepercayaan bahwa semua hal yang dapat bergerak dianggap hidup dan memiliki roh yang baik maupun jahat. Selain itu, mereka juga percaya bahwa roh orang yang sudah meninggal dunia dapat masuk kedalam tubuh hewan. Masyarakat yang menganut sistem kepercayaan ini menganggap bahwa roh orang yang sudah meninggal dunia itu memiliki kekuasaan yang dapat mengatur nasib baik atau buruknya orang. Maka mereka berusaha untuk menghindar dari kemarahan roh-roh tersebut dengan melakukan ritual penyembahan. 

  • Dinamisme

Sistem kepercayaan yang selanjutnya adalah kepercayaan Dinamisme. Sistem kepercayaan dinamisme ini kepercayaan yang menganggap bahwa pohon-pohon dan batu besar memiliki kekuatan gaib. Dinamisme ini adalah kepercayaan terhadap benda-benda tertentu yang dipercaya memiliki suatu kekuatan gaib. Benda-benda seperti pohon dan batu besar ini akan sangat dihormati dan disembah. Benda-benda yang biasa dijadikan penyembahan oleh masyarakat yang menganut kepercayaan dinamisme ini adalah batu, api, air, pohon, dan binatang.

Di zaman pra-aksara, ada perkembangan dalam sistem kepercayaan yang terjadi. Mulai dari zaman paleolitikum sampai sekarang, banyak proses dan perkembangan yang telah dilalui dalam hal sistem kepercayaan. Berikut adalah perkembangan kepercayaan yang terjadi pada zaman pra-aksara:

  • Zaman Paleolitikum (Zaman Batu Tua)

Pada zaman paleolitikum, masih belum ada kepercayaan yang dianut masyarakat pada zaman itu.  Pada zaman ini, manusia lebih berfokus dengan berburu. Mereka bburu dengan mengandalkan dan bergantung pada kekuatan dari dalam dirinya sendiri. Maka, pada zaman ini, manusia belum mengenal apa itu kepercayaan atau roh-roh lain.

  • Zaman Mesolitikum (Zaman Batu Tengah)

Pada zaman Mesolitikum akhir, masyarakat mulai memiliki kepercayaan animisme dan dinamisme. Masyarakat pada zaman ini percaya kepada roh nenek moyang. Di akhir-akhir zaman ini, masyarakat mulai bercocok tanam. Bercocok tanam ini membuktikan bahwa ada keajaiban yang terjadi dengan tumbuhan yang bisa bertumbuh dan berkembang seiringnya waktu. Masyarakat mulai mempercayai adanya roh-roh nenek moyang.

  • Zaman Neolitikum (Zaman Batu Baru)

Lalu pada zaman Neolitikum, masyarakat sudah menjalani hidupnya dengan bercocok tanam untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Masyarakat di zaman ini percaya bahwa roh orang yang sudah meninggal dunia tidak sepenuhnya lenyap tetapi masih memiliki kehidupan di alam lain. Oleh karena itu pada zaman Neolitikum, jenazah orang yang meninggal dunia diberikan pembekalan berupa benda-benda keperluan sehari-hari seperti perhiasan dan periuk. Mereka percaya bahwa cara untuk memperoleh tempat khusus di alam akhirat dapat didapatkan dengan melakukan pesta atau ritual tertentu. Puncak dari diadakannya pesta ini adalah didirikannya bangunan yang terbuat dari batu besar atau yang juga disebut dengan tradisi megalitik. Contoh tradisi megalitik hasil dari penyembahan mereka adalah seperti dolmen, menhir, waruga, sarkofagus, dan punden berundak.  

  • Zaman Megalitikum (Zaman Batu Besar)

Selanjutnya pada masa Megalitikum, masyarakat masih terbagi menjadi kepercayaan animisme dan dinamisme, tetapi, mereka lebih berfokus dengan animisme yang lebih berkembang. Zaman ini banyak dikenal dengan zaman yang mulai memiliki kepercayaan. Pada zaman ini, sebagian besar manusia sudah mulai bergantung kepada kekuatan ilahi. Masyarakat di zaman ini sudah sangat mengenal kepercayaan. Mereka percaya bahwa roh nenek moyang masih ada dalam dunia arwah. Mereka juga sangat meyakini bahwa kehidupannya bergantung kepada arwah nenek moyang. Mereka memperlakukan baik arwah nenek moyang yang sudah meninggal dunia untuk menghindar dari ancaman dan nasib buruk. 

  • Zaman Perunggu

Pada zaman perunggu ini, masyarakat menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Dalam zaman ini, sudah mulai ada pekerjaan sederhana, pembagian kelompok, dan lain-lain.

Perkembangan kepercayaan ini dapat terjadi karena manusia pada zaman itu membutuhkan sesuatu yang dapat diandalkan dan dipercaya. Manusia memiliki sifat membutuhkan perlindungan dari orang lain dan bergantung kepada hal lain selain dirinya sendiri, maka, dari situlah terciptanya kepercayaan dari masa praaksara. Manusia pada masa praaksara bergantung kepada benda-benda yang dipercaya memiliki kekuatan ajaib atau gaib yang akan membantu dan mempermudah kehidupannya.

Menurut pandangan Kristen, kepercayaan-kepercayaan yang dianut masyarakat pada zaman praaksara ini sangat bertentangan dengan pandangan kekristenan. Dosa yang dilakukan pada masa praaksara ini adalah dosa penyembahan berhala. Mereka menyembah roh nenek moyang, benda-benda seperti batu, pohon, hewan, dan lain-lain. Dalam ajaran kekristenan, satu-satunya Tuhan yang nyata adalah Tuhan Yesus saja.

Hingga sekarang, yaitu zaman era globalisasi, kita telah mengenal banyak kepercayaan. Masih ada kepercayaan animisme dan dinamisme di kehidupan masyarakat sekarang. Tetapi di Indonesia, kita semua menganut kepercayaan animisme. Saat ini Indonesia telah memiliki enam agama yang sudah diakui pemerintah, yaitu, Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. 

Negara kita memberikan kebebasan beragama bagi masyarakatnya. Negara tidak dapat melarang adanya aliran atau agama yang ada dan berkembang di Indonesia selama kepercayaan itu sesuai dengan sila pertama pancasila, yaitu, prinsip Ketuhanan yang Maha Esa, dan tidak menyinggung umat agama lainnya. Tetapi, di Indonesia kita wajib menganut sebuah agama. Di negra ini dilarang adanya ateisme karena hal itu dianggap tidak sesuai dengan sila pertama Pancasila. Seperti yang tertulis dalam Pasal 18 Deklarasi Universal HAM menyatakan setiap orang berhak atas berpikir, berkeyakinan, dan beragama. Pasal 28E ayat 1 menegaskan bahwa setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah menurut kepercayaannya. Hak kebebasan beragama juga dijamin dalam Pasal 29 ayat 2 UUD NRI 1945, yang menyatakan bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap masyarakat untuk memeluk agamanya masing-masing, dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Menurut Menkumham, tujuan pembentukan negara adalah untuk melindungi dan menghormati hak warga negara dan memenuhi kepentingan seluruh rakyatnya. Dalam konteks keIndonesiaan, salah satu tujuan negara ini adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia tanpa diskriminasi, baik berdasarkan suku, bahasa, maupun agama.

Tetapi, masih banyak masyarakat yang melanggar peraturan kebebasan beragama yang ada di Indonesia. Salah satu contohnya adalah kasus pengeboman gereja. Hal ini bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang tertulis, “bahwa hak asasi manusia merupakan hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri manusia, bersifat universal dan langgeng, oleh karena itu harus dilindungi, dihormati, dipertahankan, dan tidak boleh diabaikan, dikurangi, atau dirampas oleh siapapun;”.

Pelanggaran-pelanggaran kebebasan beragama yang terjadi di Indonesia ini dapat dicegah atau dihindar dengan toleransi antar umat beragama. Upaya-upaya nyata yang dapat kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari adalah:

  • Menghormati dan menghargai agama yang dianut orang lain.

  • Bergaul dengan semua orang tanpa memandang agamanya.

  • Menghargai cara beribadah setiap agama yang berbeda-beda.

  • Tidak mengecilkan atau menghina agama minoritas yang ada di dalam suatu wilayah tertentu.

  • Tidak memaksakan kehendak orang lain.

  • Menerima perbedaan semua orang.

Manusia memiliki sifat membutuhkan perlindungan dari orang lain dan bergantung kepada hal lain selain dirinya sendiri, maka, dari situlah terciptanya kepercayaan dari masa praaksara. Manusia pada masa praaksara bergantung kepada benda-benda yang dipercaya memiliki kekuatan ajaib atau gaib yang akan membantu dan mempermudah kehidupannya. Tapi kita sebagai orang Kristen mengerti bahwa satu-satunya Tuhan yang nyata adalah Tuhan Yesus.

Kita harus bersyukur karena iman dan kepercayaan yang sudah Roh Kudus berikan kepada kita. Kita telah mengalami transformasi spiritual dengan percaya kepada Tuhan Yesus dan menerima-Nya sebagai satu-satunya Tuhan di hidup  kita. Roh Kudus yang ada di dalam kita telah menolong kita dalam banyak hal. Ia menyadarkan kita atas kehadiran dan kenyataan Tuhan Yesus dan menguatkan kita dalam segala percobaan. 

Karena kita telah bertumbuh dalam kerohanian, hal ini sangat berdampak pada kehidupan sehari-hari kita. Dampak nyata yang dapat kita rasakan antara lain adalah memiliki relasi yang baik dengan Tuhan, memperbaiki sifat kita menjadi sesuai dengan firman Tuhan, menjadi teladan bagi orang yang belum percaya, mengucap syukur atas segala hal, dan lain-lain.

Untuk mendapatkan transformasi spiritual ini, kita dapat mulai mengubah kebiasaan sehari-hari kita seperti tidak mengatakan kata-kata kasar, mulai rutin membaca dan memahami isi Alkitab, mengakui semua dosa yang telah kita perbuat, berdoa setiap hari dengan hati yang sungguh-sungguh, mengampuni orang lain, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, dan masih banyak lagi. Kita harus percaya dan terima bahwa hanya Tuhan satu-satunya Tuhan di dalam hidup kita. 

Seperti yang tertulis dalam Alkitab Yohanes 14:6, “kata Yesus kepadanya, Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku”. Kita harus percaya kepada Yesus saja karena hanya Dia yang dapat membawa kita kepada kebenaran.

Yesaya 45:21, “Beritahukanlah dan kemukakanlah alasanmu, ya, biarlah mereka berunding bersama-sama: Siapakah yang mengabarkan hal ini dari zaman purbakala, dan memberitahukannya dari sejak dahulu? Bukankah Aku, TUHAN? Tidak ada yang lain, tidak ada Allah selain dari pada-Ku! Allah yang adil dan Juruselamat, tidak ada yang lain kecuali Aku!”

Daftar Pustaka

Admin SMP. “Periodesasi Zaman Batu Di Masa Praaksara.” Direktorat SMP, 14 June 2022, https://ditsmp.kemdikbud.go.id/periodesasi-zaman-batu-di-masa-praaksara/. Accessed 14 Nov. 2022.

Media, Kompas Cyber. “Bagaimana Bentuk Sistem Kepercayaan Pada Masa Bercocok Tanam? Halaman All.” KOMPAS.com, 22 July 2022, www.kompas.com/stori/read/2022/07/22/140000179/bagaimana-bentuk-sistem-kepercayaan-pada-masa-bercocok-tanam?page=all. Accessed 14 Nov. 2022.

---. “Sistem Kepercayaan Masyarakat Pada Masa Neolitikum Halaman All.” KOMPAS.com, 12 Oct. 2022, www.kompas.com/stori/read/2022/10/12/103000779/sistem-kepercayaan-masyarakat-pada-masa-neolitikum?page=all. Accessed 14 Nov. 2022.

---. “Zaman Megalitikum: Peninggalan, Sejarah, Ciri, Dan Kepercayaan Halaman All.” KOMPAS.com, 6 Apr. 2021, www.kompas.com/stori/read/2021/04/06/153756379/zaman-megalitikum-peninggalan-sejarah-ciri-dan-kepercayaan?page=all. Accessed 14 Nov. 22AD.

---. “Zaman Mesolitikum Akhir: Kehidupan Sosial, Kepercayaan, Dan Peralatan Halaman All.” KOMPAS.com, 12 May 2021, www.kompas.com/stori/read/2021/05/12/144702179/zaman-mesolitikum-akhir-kehidupan-sosial-kepercayaan-dan-peralatan?page=all. Accessed 14 Nov. 2022.

Maarif, Syamsul Dwi. “Sejarah Zaman Perunggu: Ciri-Ciri, Hasil Kebudayaan, & Peninggalan.” Tirto.id, 15 June 2022, https://tirto.id/sejarah-zaman-perunggu-ciri-ciri-hasil-kebudayaan-peninggalan-gr6K. Accessed 14 Nov. 2022.

Redaksi. “Ciri Ciri Kehidupan Zaman Mesolitikum - Tanjung Pinang Pos.” Tanjung Pinang Pos, 10 Nov. 2020, www.tanjungpinangpos.co.id/ciri-ciri-kehidupan-zaman-mesolitikum/. Accessed 14 Nov. 2022.

Situmorang, Victorio H. “Kebebasan Beragama Sebagai Bagian Dari Hak Asasi Manusia.” Jurnal HAM, vol. 10, no. 1, 19 July 2019, p. 57, https://ejournal.balitbangham.go.id/index.php/ham/article/download/633/pdf_1, 10.30641/ham.2019.10.57-67.  Accessed 14 Nov. 2022.

Kerjasama, Biro Humas, Hukum dan. “Pemerintah Jamin Perlindungan Kebebasan Beragama.” Web.kemenkumham.go.id, 22 Dec. 2021, www.kemenkumham.go.id/berita-utama/pemerintah-jamin-perlindungan-kebebasan-beragama. Accessed 14 Nov. 2022.

HAM, Komnas. “Komnas HAM.” Komnas HAM, 1999, www.komnasham.go.id/files/1475231474-uu-nomor-39-tahun-1999-tentang-%24H9FVDS.pdf. Accessed 14 Nov. 2022.

Media, Kompas Cyber. “Sejarah Dan Isi Deklarasi Universal HAM.” KOMPAS.com, 31 Jan. 2022, https://nasional.kompas.com/read/2022/02/01/03000011/sejarah-dan-isi-deklarasi-universal-ham-. Accessed 14 Nov. 2022.

Fajri, Dwi. “Pengertian Toleransi Dan Contoh Sikap Dalam Kehidupan Sehari-Hari - Nasional Katadata.co.id.” Katadata.co.id, 29 Dec. 2021, https://katadata.co.id/safrezi/berita/61cc238c67015/pengertian-toleransi-dan-contoh-sikap-dalam-kehidupan-sehari-hari. Accessed 14 Nov. 2022.

Ubaid, Abdullah. “Perilaku Toleran Dan Menghargai Perbedaan.” Kemdikbud.go.id, 2019, https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Perilaku%20Toleransi-BB/Topik-2.html. Accessed 14 Nov. 2022.

itsrur. “Seven Deadly Sins, Tantangan Generasi Muda Indonesia Di Era Digital.” ITS News, 3 Apr. 2020, www.its.ac.id/news/2020/04/03/seven-deadly-sins-tantangan-generasi-muda-indonesia-di-era-digital/. Accessed 14 Nov. 2022.

IDN Times, and Adyaning Raras Anggita Kumara. “Cara Menghapus Dosa Besar, Minta Pengampunan Dan Bertobat.” IDN Times, 26 Aug. 2021, www.idntimes.com/life/inspiration/adyaning-raras-anggita-kumara-1/cara-menghapus-dosa-besar?page=all. Accessed 14 Nov. 2022.

Alkitab: Yohanes 14:6

Alkitab: Yesaya 45:21

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun