Siapa sih yang tidak mengenal sosok Raditya Dika? Penulis, komedian, sutradara, serta aktor yang memiliki nama lengkap Dika Angkasaputra Moerwani Nasution ini berhasil menghiasi industri perfilman di Indonesia.
Raditya Dika lahir di Jakarta, 28 Desember 1984. Ia mulai mengawali karirnya sebagai seorang blogger. Isi di dalam bloggernya pun membahas mengenai kehidupan serta pengalaman pribadinya sehari-hari pada saat berkuliah di Adelaide (Australia).
Tak disangka-sangka tulisan yang dibuat oleh Raditya Dika menarik perhatian para pembacanya. Hingga pada akhirnya, ia mulai membuat buku dari tulisannya sendiri yaitu "Kambing Jantan: Sebuah Catatan Harian Pelajar Bodoh" yang diterbitkan pada tahun 2005.
Kesuksesan dari buku pertamanya, membuat ia banyak menerbitkan beberapa buku lagi. "Cinta Brotosaurus" (2006), "Radikus Makankakus: Bukan Binatang Biasa" (2007), "Babi Ngesot" (2008), "Marmut Merah Jambu" (2010), hingga "Manusia Setengah Salmon" (2011). Pada setiap buku yang diterbitkan, genre komedi tetap menjadi bagian utama dari setiap tulisannya. Hal inilah yang membuat buku-buku Radit laris di pasaran.
Dibalik kesuksesan di setiap bukunya, membuat produser tertarik untuk membuatkan film dari setiap karya tulisannya. Tak disangka, Radit pun turut menjadi penulis skenario sekaligus aktor dalam film debutnya pada tahun 2009 yang berjudul "Kambing Jantan: The Movie".
Mendapatkan banyak respon baik dari setiap penontonnya, Raditya Dika akhirnya memvisualisasikan novelnya menjadi film layar lebar. Tak hanya berhenti menjadi penulis skenario dan aktor saja, ternyata Raditya Dika juga menjadi sutradara  dibalik setiap karya-karyanya.
Lalu film karya Raditya Dika apa sajakah yang berhasil  ia tulis, perankan, serta sutradarai? Mari kita bahas.
FILM HASIL KARYA RADITYA DIKA
Raditya Dika berhasil menulis, perankan, serta menyutradarai 8 film hasil karyanya. Film-film tersebut antara lain "Marmut Merah Jambu" (2014), "Malam Minggu Miko The Movie" Â (2014), "Single" (2015), "Koala Kumal" (2016), "Hangout" (2016), "The Guys" (2017), "Target" (2018), serta "Single Part 2" (2019).
Dari banyaknya film hasil karya Raditya Dika yang ia tulis, perankan, serta sutradai membuat dirinya banyak mendapatkan penghargaan.
RADITYA DIKA TERMASUK SEORANG AUTEUR DI INDONESIA, MENGAPA?
Seperti yang kita ketahui bahwa, teori auteur merupakan teori yang menganggap bahwa seorang sutradara merupakan sosok yang paling berpengaruh dalam sebuah perfilman. Seorang sutradara juga memiliki peran sebagai kontrol yang paling tinggi. Artinya, selain menjadi seorang sutradara ia dapat menjadi penulisnya bahkan aktor dari film tersebut.
Dari teori auteur di atas, dapat disimpulkan bahwa Raditya Dika merupakan sosok auteur di Indonesia. Ia tidak hanya mengambil satu peran dalam pembuatan sebuah film, bahkan ia mengambil tiga peran sekaligus.
Selain itu, seorang auteur pasti memiliki teknik, gaya, serta struktur yang berbeda-beda dalam memproduksi sebuah film.
Lalu seperti apa ciri khas yang ada dalam film karya Raditya Dika?
Raditya Dika memiliki ciri khas yang cukup erat dalam setiap karyanya. Ciri khas yang sering terlihat dalam film-filmnya yaitu tokoh provokator hampir ada dalam seluruh film buatannya, dimana tokoh ini biasanya dekat dari peranan Raditya Dika. Selain itu, unsur komedi juga selalu ditonjolkan dalam setiap film buatannya.
Selain itu, beberapa film karya Raditya Dika juga mengandung unsur nama hewan di setiap judulnya. Bagi dia, hal ini dapat dijadikan sebagai selling point.
Kesuksesan Raditya Dika diraih dengan cara menjadi seorang penulis yang anti-mainstream, oleh karena itu hampir seluruh film buatannya selalu mendapat sambutan baik dari setiap penontonnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H