Mohon tunggu...
Grace Heydemans
Grace Heydemans Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa pecinta damai. Menyukai bidang seni dan sedang belajar ilmu politik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keanggotaan Indonesia di BRICS: Langkah Ekonomi atau Risiko Diplomatik?

6 November 2024   23:44 Diperbarui: 6 November 2024   23:44 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai portal berita yang independen, Antara News juga menimbang implikasi atau konsekuensi yang terjadi saat RI bergabung ke dalam BRICS. Antara News melaporkan beberapa konsekuensi yang akan timbul dari gabungnya RI ke BRICS. Konsekuensi yang dianalisis oleh berita ini dijabarkan pada berita yang berjudul "Menakar Potensi dan Konsekuensi Ekonomi dari Keanggotaan RI di BRICS". 

Dalam pemberitaannya terdapat dua analisis yang diberikan yaitu konsekuensi penundaan proses bergabungnya Indonesia menjadi negara anggota OECD. Konsekuensi yang timbul adalah rasa bergantung Indonesia pada ekspor dan impor dengan China hal ini dapat berdampak padak diplomasi hingga stabilitas ekonomi.

Tantangan Diplomatik dan Geopolitik: Menyeimbangkan Kepentingan Global

Sejak lama, Indonesia memiliki hubungan diplomatik yang kuat dengan kedua kawasan ini, dan bergabungnya Indonesia dengan BRICS bisa mempengaruhi hubungan tersebut, terutama dalam isu-isu seperti perdagangan bebas dan perubahan iklim. Secara geopolitik, keputusan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS juga membawa tantangan dalam hal hubungan dengan negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa.

Dengan berbagai perspektif ini, bergabungnya Indonesia ke BRICS bisa menjadi langkah strategis yang menarik, dan hal berani bagi Indonesia sebagai negara berkembang.

Namun dibalik itu semua, bergabungnya Indonesia ke BRICS menjadi langkah nyata sebagai sebuah negara non blok yang menganut Prinsip Politik Luar Negeri Bebas Aktif. Dengan segalaancaman ataupun peluang yang ada, penulis berharap isu dapat dipertimbangkan kembali danmenjadi bahan diskusi lebih lanjut mengenai dampaknya pada kebijakan luar negeri dan ekonomi Indonesia ke depannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun