Mohon tunggu...
Lydia Grace Florentia
Lydia Grace Florentia Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Hubungan Internasional - Universitas Brawijaya

Masih belajar blogging

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Gertakan Budaya Post-Truth terhadap Integrasi Bangsa Indonesia

9 April 2021   15:00 Diperbarui: 9 April 2021   15:01 1502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tingginya tingkat penggunaan media sosial oleh masyarakat Indonesia menimbulkan bahaya atau risiko terjadi fenomena penyebaran konten negatif seperti berita hoax, tulisan-tulisan dan pesan provokatif serta ujaran kebencian yang menimbulkan konflik hingga tercipta disintegrasi dalam masyarakat. Orang yang hidup di era postmodern mengalami kemudahan akibat kemajuan teknologi yang pesat. 

Informasi dari tempat yang jauh hanya membutuhkan waktu beberapa menit untuk diketahui oleh orang di belahan dunia yang lain. Kemudahan mendapatkan informasi melalui media sosial atau media berita internet lainnya membuat seseorang hanya mengonsumsi berita atau informasi itu secara mentah-mentah dan percaya saja pada apa yang diinformasikan oleh media sosial. Sikap ini adalah suatu sikap yang membuat munculnya budaya baru yaitu budaya post-truth.

Oleh karena itu, penulis akan membahas lebih jauh mengenai budaya di era post-truth, faktor yang mendorong munculnya budaya post-truth, relasi budaya post-truth dengan integrasi masyarakat Indonesia, beberapa kasus nyata yang menjadi realisasi budaya post-truth, dan cara menyikapi budaya post-truth agar tidak mengancam disintegrasi dalam masyarakat yang akan berdampak pada perpecahan bangsa Indonesia. 

Tujuan penulisan paper ini adalah untuk memberikan pemahaman lebih mendalam tentang budaya post-truth yang masih belum begitu disadari oleh masyarakat dan memberikan solusi agar budaya ini tidak semakin melekat dan menyebabkan dampak buruk terhadap kelangsungan hidup bangsa Indonesia. 

Manfaat penulisan paper ini agar semua masyarakat Indonesia baik orang muda dan tua atau para remaja dan dewasa dapat menyadari masalah sosial laten (budaya post-truth) yang memiliki dampak besar bagi masa depan bangsa Indonesia dan melakukan tindakan yang tepat untuk menjaga keutuhan bangsa Indonesia.

INTI PEMBAHASAN

Budaya adalah keseluruhan dari ide, gagasan, nilai, artefak, pengetahuan dan perilaku yang ada dalam sebuah masyarakat yang dipelajari dan diwariskan secara sosial (Schaefer, 2012: 61). 

Dalam Kamus Oxford, post-truth adalah suatu keadaan di mana realitas atau fakta yang ada tidak terlalu dianggap memiliki pengaruh penting dalam menciptakan sebuah opini publik dibandingkan dengan emosi dan keyakinan pribadi (Hartono, 2018: 73). 

Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa budaya post-truth adalah suatu tindakan dan pola interaksi individu yang menganggap pendapat atau opini pribadi yang paling benar dibandingkan fakta yang ada.

Definisi kebenaran dan kebohongan menjadi tidak jelas. Di era ini, kebenaran diukur dari opini suatu pihak tertentu. Fakta-fakta yang terjadi diabaikan. Semua orang menerima dan mempercayai opini-opini tersebut sebagai sumber informasi yang kebenarannya tidak perlu dipertanyakan. 

Budaya post-truth ini erat dengan maraknya berita atau informasi hoax yang tersebar di media sosial. Berita atau informasi yang sering menjadi sasaran kebohongan adalah informasi mengenai keadaan politik dan pemberitaan tentang individu yang viral di suatu negara.

Contoh nyata budaya post-truth ini adalah munculnya kasus terbaru yang terjadi di Indonesia yaitu pada bulan September 2018, kasus kebohongan Ratna Sarumpaet yang mengatakan bahwa dirinya telah dianiaya sehingga mukanya menjadi lebam, lalu dia mengadu kepada Prabowo sehingga Prabowo ikut membela dia dan mencari siapa penganiaya apakah penganiaya tersebut berasal dari pihak Jokowi. Akhirnya Ratna mengaku bahwa dirinya berbohong soal penganiayaan itu karena ternyata mukanya lebam akibat dari operasi wajah (Santoso, 2018). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun