Hai sobat! Kegiatan jurnalisme yang dulu kita pahami hanya sebatas mengumpulkan, menulis, dan menyiarkan berita ternyata sudah berubah loh, bahkan akan terus mengalami perkembangan di masa depan.
Ngomongin soal perkembangan jurnalisme nih, tentunya jurnalisme terus bergerak sesuai zaman. Audiens tidak lagi pasif, melainkan aktif. Bagaimana sih kira-kira potret jurnalisme di masa depan?
Jurnalisme di masa depan tidak akan lagi bersifat linear. Audiens bisa berperan sebagai konsumen dan juga produsen. Penyebarluasan berita dapat dilakukan melalui media sosial. Akurasi berita akan terpengaruh dengan kecepatan penyebaran berita.
Akan ada dua jenis pelaporan berita pada era ini, yakni curative journalism dan hyperlocalisation journalism.
Curative journalism ialah proses pengumpulan berita dari berbagai sumber, kemudian berita tersebut diolah dan dikumpulkan ke dalam satu tempat khusus yang diperuntukkan bagi audiens untuk membaca berita, seperti Beritagar.
Hyperlocalisation journalism ialah praktik jurnalisme berbasis lokal atau komunitas yang cenderung sempit, dimana berita yang dipublikasikan hanya khusus untuk komunitasnya. Segala informasi di dalamnya biasanya hanya seputar peristiwa yang terjadi di dalam komunitas, seperti Tribun Jogja, Radar Lampung, dsb.
Selain itu, akan ada tiga tren utama terkait jurnalisme masa depan menurut Bernard Shaw :
- Real Time Web
Dulu, informasi dalam berita mengungkapkan peristiwa yang "telah terjadi". Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman, kebaruan atau aktualitas berita juga dituntut untuk semakin berkembang, sehingga informasi terkini terkait peristiwa yang baru saja terjadi atau sedang terjadi langsung disampaikan kepada publik.
Hal ini tentunya mempermudah audiens untuk mengakses berita secara langsung.
Selain itu, media juga berfokus pada aktualitas dalam penyampaian berita yang mendorong kemunculan pemberitaan secara real time atau langsung di sosial media, seperti pada Twitter dan live streaming melalui Instagram, Youtube, dan media lainnya.
- Big Data