Pada tahun 2019 lalu, saya diajak menonton film Bird Box. Katanya, film ini menyuguhkan ketegangan yang tak biasa.
Yups, setelah selesai menonton, di samping ketegangan-ketegangan yang ditampilkan, saya melihat sosok "ibu" yang benar-benar luar biasa dan berani berjuang untuk menyelamatkan anak-anaknya agar bisa bersama-sama keluar dari keadaan yang sangatlah sulit.
Malorie benar-benar menjaga dan melindungi anaknya dalam perjalanan sulit mengarungi derasnya sungai untuk sampai ke tempat aman guna menyelamatkan diri dari situasi yang tidak terkendali akibat serangan makhluk tak kasat mata.
Makhluk ini dapat menyebabkan orang yang menatapnya dengan mata telanjang memiliki keinginan untuk bunuh diri.
Pada awalnya, Malorie terlihat seperti tidak menyukai kehamilannya, hingga dokter yang biasa memeriksa kehamilan Malorie menyarankan dan memberikan pilihan kepadanya untuk memberikan anaknya itu kepada orang tua yang ingin mengadopsi, dibandingkan Malorie malah mengabaikan kehadiran anaknya itu setelah diahirkan.
Namun, seiring berjalannya waktu dan juga kondisi yang kacau akibat serangan makhluk yang tak kasat mata, jiwa keibuan Malorie mulai tumbuh, bahkan Malorie rela menyelamatkan bayi dari temannya yang juga hamil dan melahirkan di waktu yang sama dengan Malorie.
Pada saat itu, salah satu temannya di kelompok penyintas terkena pengaruh dari makhluk tersebut. Malorie menjaga anak temannya itu sama seperti ia menjaga anak kandungnya sendiri.
Di zaman sekarang, masih banyak para ibu yang tega menelantarkan anaknya, membuang anaknya, dan melakukan tindakan kejam lainnya. Film ini dapat berdampak bagi para wanita dan ibu-ibu di luar sana, memberikan gambaran untuk bisa lebih menghargai kehamilannya dan juga menjaga anaknya di situasi apapun, bukan malah meninggalkan atau mengabaikannya.
Film Bird Box memiliki genre horror, thriller, dan science fiction. Bisa dilihat dari poster film dan juga alur cerita yang memang cukup misterius dan mencekam.