Berdasarkan pendapat (Çuhacı-Çakır & Demirel, 2015) yang dituliskan  Isfardiyana [5] disampaikan bahwa minimal 20% permukaan kulit harus terpapar sinar matahari secara langsung tanpa terhalang pakaian atau tabir surya karena  sinar matahari sinar UV (ultraviolet)  dapat mensintesa vitamin D  yang dapat membunuh bakteri.
 Walaupun memang jika kulit terlalu banyak terpapar sinar matahari, hal ini dapat menyebabkan kemerahan pada kulit, kulit terasa terbakar dan bahkan dapat menyebabkan kanker kulit. Oleh karena itu, sangat baik jika di masa pandemi ini, kita memiliki kebiasaan berjemur.Â
Berdasarkan  penelitian yang dilakukan Faiuzi[6]  dijelaskan bahwa manfaat berjemur di pagi hari  pagi adalah agar dapat Membunuh kuman, bakteri, mikroba dan sejenisnya. Â
Menurut pendapat Tarigan di dalam Fauzi [7] disampaikan juga bahwa  berjemur juga dapat menambah dan menguatkan sistem kekebalan tubuh, karena sinar matahari membuat tubuh menghasilkan lebih banyak sel darah putih, terutama limfosit yang dapat mencegah infeksi dari berbagai penyakit akibat bakteri, virus dan jamur. (Tarigan, 2013).Â
Â
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setiati dkk yang ada dalam penjelasan Fauizi [9], sinar matahari pukul 07.00 berada pada intensitas terendah. Pada pukul 11.00 sampai pukul 13.00 sinar matahari berada di intensitas tertinggi dan stabil yaitu 1-2 MED (minimal erythemal dose).Â
 Melalui tulisan ini, penulis  menyimpulkan bahwa ada dampak dari matahari terhadap Kesehatan kulit.  Tubuh kita memerlukan sinar matahari agar mendapatkan vitamin D untuk meningkatkan imunitas tubuh dari penyakit yang ditimbulkan oleh virus atau bakteri.Â
Oleh karena itu, ada baiknya jika kita juga melakukan kebiasaan berjemur dengan waktu yang tepat. Hal yang juga perlu diperhatikan adalah lama waktu untuk berjemur karena ada dampak negatif dari sinar matahari  karena dapat menimbulkan kulit menjadi kemerahan dan menimbulkan kanker kulit.