Menurut saya, film ini merupakan film yang sangat mengedukasi tentunya dengan mengangkat tema mengenai pentingnya toleransi antar agama dan budaya di tengah perbedaan. Walaupun film ini bukan tipikal film yang digemari saat ini seperti film romantis atau komedi namun, film ini tetap seru dan tidak membosankan. Film ini dikemas dengan latar yang berbeda-beda walaupun tempatnya tetap sama, yaitu di Pasar Baru, Semarang. Penyertaan keterangan waktu di beberapa adegan juga memudahkan penonton memahami maksud dari film.
Selain itu, tim pembuat film ini tidak takut untuk membahas isu-isu agama yang terjadi di kalangan masyarakat Indonesia, terutama mengenai tema-tema yang sensitif, namun perlu dibicarakan. Film ini juga menarik untuk ditonton karena alur ceritanya yang jelas dan berupa alur cerita maju sehingga mudah dimengerti.
Sayangnya, karena film ini merupakan film lama yang dibuat pada tahun 2011, sehingga resolusinya yang kurang jelas membuat saya sulit melihat gambar yang ditampilkan. Selain itu, film ini juga banyak menuai kontroversi. Ada yang menganggapnya menyebarkan ajaran sesat dan tidak sedikit tokoh agama berpendapat bahwa film ini mencampuradukkan agama. Bahkan, MUI sempat mengeluarkan fatwa haram pada film ini. Saya juga merasa ada beberapa adegan dalam film ini yang tidak perlu dimasukkan karena tidak berhubungan dengan alur cerita, seperti adegan ketika Rika meminta Surya untuk menjadi Sinterklas.
Penutup
Film “?” merupakan film yang menarik walau banyak menuai kontroversi akibat keterlibatan agama dan budaya yang merupakan salah satu hal yang sensitif untuk dibahas. Meski begitu, film ini mengandung pesan yang penting mengenai rasa pluralisme dan toleransi antar umat beragama. Film-film yang bertemakan keragaman, khususnya pluralisme perlu dikembangkan dalam dunia perfilman.
Namun, tentunya dengan melakukan riset terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahpahaman. Saya merekomendasikan film ini kepada para pelajar atau orang-orang yang menyukai film yang membahas isu-isu pluralisme di Indonesia. Akhir kata, keyakinan adalah pilihan masing-masing individu, yang pastinya lebih tahu mengenai kebutuhan dirinya sendiri dan ketika seseorang telah menentukan pilihan tentunya ada konsekuensi yang dihadapi serta dipertanggungjawabkan kepada Tuhan, bukan kepada manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H