Mohon tunggu...
Taruli Basa
Taruli Basa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Auroraindonet.com

Penulis buku 12 Aktivitas Menyenangkan Penerbit Grasindo, buku IMAGO DEI (Segambar dan serupa dengan Allah) tentang perjalanan missi ke daerah, buku mata pelajaran TK, penulis narasi, cerita pendek dan juga puisi.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Gaji Buruh VS Gaji Guru

15 Mei 2024   07:56 Diperbarui: 15 Mei 2024   08:05 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

May Day .... setiap tanggal 1 Mei  Indonesia memperingati hari buruh Nasional dan juga dijadikan sebagai Hari Libur Nasional. Hari Buruh diperingati untuk mengenang mereka para buruh yang telah berjuang untuk mendapatkan hak-haknya dimana pekerja buruh digaji dengan rendah dengan waktu jam kerja hingga sampai 16 jam dalam sehari. Karena hal tersebut buruhpun demo dan tidak terima dengan aturan perusahaan, pabrik dan industri yang mempekerjakan mereka seperti seorang budak. 

Setelah mereka berhasil mendapatkan hak-haknya pada bulan Mei maka dirayakanlah May Day sebagai hari Buruh Internasional dan kitapun turut merayakannya. Penggajian buruh di Indonesia saat ini sudah sesuai dengan UMR. UMR berdasarkan daerahnya masing-masing seperti Jakarta, Banten, Sumatera, Jawa, Bali dan daerah Timur beda-beda UMRnya. Setiap tahun gaji buruh naik sesuai dengan kenaikan UMR disetiap daerah. Gaji buruh di Jakarta, tentunya beda dengan di Jawa. 

UMR Jakarta pada tahun 2024 ini  sebesar Rp5.067.381. Gaji UMR ini sangat tinggi dibandingkan dengan daerah yang lain. Nominal ini bahkan lebih tinggi dari gaji guru. Gaji guru bervariasi di berbagai sekolah, bahkan hingga saat ini masih ada gaji guru yang tinggal di Jakarta dibawah UMR Jakarta. Guru sudah lulusan Sarjana, mempunyai pengalaman mengajar, mempunyai keahlian namun gajinya masih dibawah UMR Jakarta. Berbanding terbalik dengan gaji buruh kota Jakarta, kalau lembur mereka masih di gaji, bagaimana dengan guru jika lembur, dianggap sebagai pengorbanan dan pelayanan. Buruh jika lembur masih ada yang mendapatkan makan malam/snack/susu sementara guru kalau lembur tidak ada mendapatkan apa-apa, hanya ungkapan "moteng" modal "thank you".

Kadang jika melihat buruh yang mau demo untuk kenaikan gaji dan lain sebagainya, kita juga guru ingin demo, tapi demo kepada siapa? Jika memang sudah panggilan menjadi guru yah terima nasib saja, walau kadang ingin meronta. Jika anak di sekolah bermasalah yang lebih sering disalahkan adalah guru, jika anak kurang pintar, guru juga yang disalahkan tidak cakep dalam mendidik, banyak persoalan pendidikan yang menyalahkan guru, namun tidaklah semua juga dipandang dari sisi negatif. 

Sebagian masyarkat juga sangat menghargai keberadaan guru, bahkan tidak jarang mereka memberikan ucapan terima kasih kepada guru pada moment terpenting, seperti Natal, kenaikan kelas dan moment penting lainnya. Namun saat orangtua memberikan ungkapan terima kasih kepada guru tidak jarang juga ada masyarakat yang tidak setuju, buat apa diberikan kado, kan mereka juga sudah mendapatkan gaji. Kadang memang sedih juga mendengarkan beberapa pendapat bahwa guru itu tidak perlu diberi penghargaan mereka sudah kita bayar dengan memberikan uang sekolah. 

Semua yang disampaikan oleh masyarakat, sah-sah saja, bahkan gurupun tidak berharap untuk diberikan apa-apa walaupun pada moment spesial, namun ada namanya perwakilan orangtua di sekolah yang menginiasi gagasan tersebut sehingga muncullah ide untuk memberikan ungkapan terima kasih terhadap guru. 

Jadi jikapun ada orangtua murid yang memberikan ungkapan terima kasih kepada guru saat moment tertentu, mungkin kita tidak perlu komplain hingga mengupload ke sosial media, karena guru sendiri tidak pernah mengharapkan apa-apa, mereka hanya fokus dengan tugas pokok mereka mengajar dan mendidik  para siswa. Jikapun ada guru yang tidak memiliki etika standart keguruan mungkin perlu pembinaan ulang sebagai seorang guru dan dia gagal disebut sebagai guru.

dokpri
dokpri

Guru mempunyai pekerjaan sampingan selain mengajar, hal itu sudah tidak menjadi rahasia lagi, sudah banyak guru yang mempunyai pekerjaan sampingan, selain sebagai guru privat,  penulis atau blogger, youtuber, kontent kreator, usaha, berdagang dan banyak lagi pekerjaan sampingan setelah mereka selesai mengajar. Apakah ada yang melarang? Tentu tidak, karena kehidupan ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi apalagi sudah berkeluarga, banyak kebutuhan yang harus dipenuhi. Namun apakah masih ada juga netizen yang komplain, tentu saja, apalagi jika gurunya dianggap kurang kompeten dalam mengajar menurut standart pribadi, berharap guru itu harus fokus dengan satu pekerjaan saja, fokus mengajar saja, tanpa tahu bahwa hidup ini juga butuh biaya yang tinggi. 

Jika ada guru yang melalaikan tugasnya sebagai seorang guru, karena pekerjaan sampingan, dapat ditegur melalui kepala sekolah atau yayasan, namun jika tupoksinya berjalan dengan baik di sekolah mengapa kita harus melarang guru untuk mempunyai pekerjaan sampingan, memang kita mau membiayai hidup guru yang juga mempunyai keluarga. Kehidupan menjadi seorang guru memang seperti artis, karena sering menjadi sorotan di sekolah oleh para orangtua murid, muridnya sendiri dan juga pihak yang terkait. 

dokpri
dokpri

Menjadi guru itu tidak mudah, dibutuhkan kesabaran yang cukup tinggi, sabar mendidik anak, sabar terhadap komplain orangtua, sabar terhadap cacian dan makian, sabar terhadap tugas administrasi, sabar terhadap gaji yang cukup makan, sabar terhadap banyak hal. Kapan selesai sabarnya? sabar saja menunggu. 

Namun ada kebahagiaan menjadi seorang guru ketika melihat anak didiknya sudah bekerja, sukses dalam pekerjaan mereka, ingat dengan ibu dan bapak guru. Kebahagiaan seorang guru ketika melihat anak muridnya yang dulu nakal dan suka usil sudah menjadi pebisnis yang sukses. Menjadi seorang guru memang tidak mudah, dituntut untuk menjadi orang yang cakap dan memiliki krakter yang baik karena guru selain menstransfer ilmu juga mentransfer nilai-nila etika, moral dan kebajikan hidup terhadap anak didik. Seorang guru yang terpanggil menjadi guru bagi dia gaji menjadi urutan kedua yang pertama adalah tupoksinya sebagai seorang guru. Mendidik dan mencerdaskan anak bangsa untuk menjadi generasi penerus yang dapat membangun, memajukan bangsa dengan nilai-nilai Pancasila sekalipun hidup dalam keanekaragaman suku bangsa dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika kita.

Mendidik anak tidak lah mudah, namun tetap didiklah, agar ia memberikan ketenteraman, mendatangkan sukacita, memberimu ketenteraman, dan mendatangkan kesenangan bagi jiwamu. Didiklah juga anak-anak kita untuk taat kepada Tuhan karena takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan. Selamat mendidik anak-anak kita walaupun gajinya tidak seperti yang diharapkan oleh guru. Fokuslah terhadap pekerjaan kita dan tetap kita kerjakan dengan sukacita, maka suatu saat kita akan dapat melihat hasil dari didikan kita yang tidak mengecewakan. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun