Menjadi guru itu tidak mudah, dibutuhkan kesabaran yang cukup tinggi, sabar mendidik anak, sabar terhadap komplain orangtua, sabar terhadap cacian dan makian, sabar terhadap tugas administrasi, sabar terhadap gaji yang cukup makan, sabar terhadap banyak hal. Kapan selesai sabarnya? sabar saja menunggu.Â
Namun ada kebahagiaan menjadi seorang guru ketika melihat anak didiknya sudah bekerja, sukses dalam pekerjaan mereka, ingat dengan ibu dan bapak guru. Kebahagiaan seorang guru ketika melihat anak muridnya yang dulu nakal dan suka usil sudah menjadi pebisnis yang sukses. Menjadi seorang guru memang tidak mudah, dituntut untuk menjadi orang yang cakap dan memiliki krakter yang baik karena guru selain menstransfer ilmu juga mentransfer nilai-nila etika, moral dan kebajikan hidup terhadap anak didik. Seorang guru yang terpanggil menjadi guru bagi dia gaji menjadi urutan kedua yang pertama adalah tupoksinya sebagai seorang guru. Mendidik dan mencerdaskan anak bangsa untuk menjadi generasi penerus yang dapat membangun, memajukan bangsa dengan nilai-nilai Pancasila sekalipun hidup dalam keanekaragaman suku bangsa dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika kita.
Mendidik anak tidak lah mudah, namun tetap didiklah, agar ia memberikan ketenteraman, mendatangkan sukacita, memberimu ketenteraman, dan mendatangkan kesenangan bagi jiwamu. Didiklah juga anak-anak kita untuk taat kepada Tuhan karena takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan. Selamat mendidik anak-anak kita walaupun gajinya tidak seperti yang diharapkan oleh guru. Fokuslah terhadap pekerjaan kita dan tetap kita kerjakan dengan sukacita, maka suatu saat kita akan dapat melihat hasil dari didikan kita yang tidak mengecewakan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H