Mohon tunggu...
Taruli Basa
Taruli Basa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Auroraindonet.com

Penulis buku 12 Aktivitas Menyenangkan Penerbit Grasindo, buku IMAGO DEI (Segambar dan serupa dengan Allah) tentang perjalanan missi ke daerah, buku mata pelajaran TK, penulis narasi, cerita pendek dan juga puisi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Maundy Thursday - Kamis Putih

29 Maret 2024   06:57 Diperbarui: 29 Maret 2024   06:58 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibadah Kamis Putih GKI Surya Utama. Pembasuhan kaki oleh Pdt. Yolanda terhadap jemaat (mewakili) (dokpri)

Maundy Thursday atau Kamis Putih adalah perjamuan terakhir Yesus bersama dengan murid-muridnya sebelum Yesus disalibkan di bukit Golgota. Kamis Putih merupakan tanda dimulainya Trihari Paska yakni tiga hari berturut-turut dalam satu rangkaian ibadah Paska. Trihari Paska mencakup Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Sunyi dan Minggu Paska. 

Kamis Putih mengenang bagaimana Yesus memerintahkan murid-muridNya untuk saling mengasihi, karena Yesus  senantiasa mengasihi murid-murid-Nya sampai kepada kesudahannya. Kamis Putih ini mengenang cinta dan kesetiaan Allah. Dalam perjalanan hidup yang tidak mudah, cinta-Nya menjadi penopang di kala lelah. Cinta itu mewujud dalam diri Sang Putra, yang telah memberi diri-Nya bagi dunia. Sekalipun Ia telah mengetahui pengkhianatan murid-Nya, Yesus tetap mengukir cinta-Nya dalam kenangan. Seperti yang tertulis dalam Injil Yohanes 13:1b: "Ia mengasihi orang-orang milik-Nya yang di dunia ini, dan Ia mengasihi mereka sampai pada kesudahannya. Pada Kamis Putih ini kita diajak untuk mengenang dan menyambut cinta Tuhan yang setia tiada bertara. 

Dalam Ibadah Kamis Putih kita juga diakan untuk mengharahkan hati kepada Tuhan melalui Perjamuan Kudus bersama dengan seluruh umat. Dalam pengarahan diri, diikuti dengan doa pembukaan yang bertema pujian kepada Allah Bapa karena berbagai karyaNya yaitu penciptaan, penyelematan dan pertolongan. 

Penetapan perjamuan kudus diikuti dengan anamnesis (Pengenangan). Anamnesis berasal dari tradisi Yahudi dalam perayaan tahunan Paska Yahudi untuk mengenang pembebasan umat Israel dari perbudakan Mesir yang ditolong oleh Tuhan. Anamnesis menunjukkan bahwa umat terlibat secara pribadi dan bersama dalam pengalaman yang berlangsung di masala lalu. Menghayati peristiwa Kristus yang terjadi pada masa lalu sebagai pembebasan masa kini dan masa depan (eskatologsi) dimana umat terlibat di dalamnya. 

Anamnesis diikuti dengan mengucapkan atau menyanyikan Doa Bapa Kami. Setelah doa syukur diucapkan maka Pendeta memecahkan roti dan menuangkan anggur. Kita melakukan Ibadah Perjamuan Kudus seperti yang dilakukan oleh Yesus terhadap murid-muridNya. Ketika ibadah perjamuan kudus  Pendeta mengambil roti dan anggur dia berkata:  

Perjamuan Kudus (dokpri)
Perjamuan Kudus (dokpri)

Kristus, yang pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti .... (Pendeta mengambil roti) dan sesudah itu Ia mengucapkan syukur atasnya. Ia memecah-mecahkannya dan berkata, “Inilah Tubuh-Ku yang kuserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!”. Kristus, yang juga mengambil cawan, sesudah makan... (Pendeta mengambil cawan), lalu berkata, “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku. Perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!” 

Perjamuan Kudus (dokpri)
Perjamuan Kudus (dokpri)

Roti sebagai simbol tubuh Kristus dan anggur adalah simbol darah Kristus. Setelah roti dipecahkan dan anggur dituangkan, maka penatua atau Majelis Jemaat akan membagian roti dan anggur kepada jemaat dan jemaatpun menerima dengan sukacita dan penuh hikmat. 

Saat jemaat menerima roti yang dibagikan oleh Majelis Jemaat sikap umat adalah sopan. Roti diambil dan diletakkan di tangan kiri. Tangan kanan diletakkan dibawah tangan kiri, menopang tangan kiri. Tangan kanan melambangkan Yesus Kristus. Yesus yang menopang kita (tangan kiri) selamanya. Sama halnya juga ketika umat menerima anggur. Anggur diterima dengan sukacita. Cara memegang anggurpun sama dengan cara memegang roti. 

Sebelum kita memakan roti dan meminum anggur kita terlebih dahulu berdoa. Ketika semua mengambil bagian dalam perjamuan kudus, Roh Kudus menolong kita sehingga kita dipersatukan dalam Kristus menjadi satu tubuh dan satu roh, dan menjadi persembahan yang hidup bagi Allah. 

pembasuhan kaki (dokpri)
pembasuhan kaki (dokpri)

Kamis Putih juga mengajarkan kita untuk saling merendahkan hati seperti yang sudah diperintahkan oleh Yesus terhadap murid-muridNya. Hal ini ditunjukkan oleh Yesus ketika Yesus melakukan pembasuhan kaki bersama dengan murid-muridnya. 

Dalam kitab Yohanes 13 ayat 4, ketika Yesus hendak membasuh kaki murid-muridNya, Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya. Yesus mulai membasuh kaki murid-muridNya. Dalam Yohanes 13: 8 - 10, saat giliran Simon Petrus dibasuh kakinya oleh Yesus, Dia berkata: 

"Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?"

 "Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya." 

Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku."  

Kata Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!" 

Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua." 

Dalam percakapan Yesus dengan Simon Petrus kita mengetahui bahwa jika hati nurani dan akhlak kita sudah bersih maka tidak perlu semua dibersihkan hanya bagian yang kotor saja yang dibersihkan. Namun jika semuanya kotor maka semua akan dibersihkan oleh Yesus. 

Yesus melanjutkan pembasuhan kaki terhadap murid-muridNya dan berkata kembali: "Tidak semua kamu bersih." 

Yesus berkata seperti itu karena Dia mengetahui bahwa salah satu dari muridNya yaitu Yudas Iskariot akan menghianatiNya dan menyerahkan Dia untuk ditangkap dan disalibkan. Karena Yesus telah mengetahui saatnya akan tiba bagi dia, sehingga dia melakukan pembasuhan kaki dan perjamuan Kudus terhadap murid-muridNya. 

 Yesus mengajarkan kita untuk saling merendahkan hati, tidak ada yang lebih tinggi selain daripada Yesus sendiri. Kita diingatkan melalui Kamis Putih ini untuk merenungkan dan mengenang bagaimana Yesus menderita akibat dosa-dosa dan perbuatan kita. Tidak ada gunanya tinggi hati, karena Yesus lebih tinggi dari segalanya. Manusia hanyalah debu. 

Ibadah diakhiri dalam keheningan, tanpa iringan musik Lilin dimatikan satu persatu (dokpri)
Ibadah diakhiri dalam keheningan, tanpa iringan musik Lilin dimatikan satu persatu (dokpri)

Ketika kesombongan menguasai manusia, merasa dirinya tinggi, bersikap merasa benar sendiri; lupa bahwa ia terbatas di hadapan Allah yang Mahatinggi maka dia akan menghadapai kehancuran karena kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.” ”Sebab, di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.” Namun sebagaimana kita manusia berdosa Yesus sungguh mengasihi kita.

Meski dosa menguasai kehidupan manusia 

Kegelapan menutupi dunia 

Namun cinta kasih Allah menerangi dan  memulihkan dunia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun