Ada baiknya kita menjaga makanan yang kita konsumsi mulai sejak dini agar tidak mempengaruhi terhadap kondisi kesehatan tubuh kita dikemudian hari.
Khususnya jika kita suka makan-makanan dari luar atau pinggir jalan yang minyaknya sudah terlihat kecoklatan dan hampir hitam, sebisanya hindari mengkonsumsi makanan yang sudah menggunakan minyak bekas yang berkali-kali.
Boleh menggunakan minyak jelantah namun jangan sampai penggunanaanya secara berulang-ulang sampai empat atau lima kali.
 Penggunaan wadah yang tepat untuk mengurangi jelantah
Gunakan penggorengan yang kecil dan tidak terlalu cembung. Saat kita menggunakan penggorengan yang kecil maka minyak yang digunakanpun sedikit.
Sangat berbeda jika kita melakukan deep frying yang membutuhkan banyak minyak. Usahakan agar kita tidak terlalu sering menggoreng, untuk menghindari minyak jelantah.Â
Kita dapat memilih jenis masakan yang akan kita masak, seperti ditumis atau dibakar. Dengan menumis kita hanya membutuhkan sedikit minyak seperti tumisan sayur, daging dan chapcai.Â
Untuk yang dibakar, kita dapat memarinasi daging terlebih dahulu agar bumbunya meresap terlebih dahulu sehingga saat dibakar rasanya enak. Memang ada juga rumah tangga yang membutuhkan banyak minyak, mungkin karena mempunyai kebiasaan dan kesukaan menggoreng.Â
Pada umumnya anak-anak memang lebih suka dengan masakan yang digoreng, seperti ayam goreng, kentang goreng, dan cemilan gorengan lainnya sehingga menghasilkan minyak jelantah yang lebih banyak. Namun jangan khawatir sekarang minyak jelantahpun dapat dijadikan cuan.Â
Minyak Jelantah termasuk dalam kategori limbah B3
Pada umumnya, minyak jelantah sering kita buang. Namun ternyata, minyak jelantah yang kita buang termasuk dikategoreikan sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).Â