Adapatasi perpindahan sekolah  dari daerah ke kota mtero  membuat dia harus belajar keras agar dapat mengikuti pelajaran di sekolah. Setelah masa pandemi mulai menurun dan sekolahpun sudah mulai diperbolehkan untuk tatap muka, Susan lebih lega karena dia dapat bertemu dengan teman-temannya dan mengenal lingkungan sekolah.Â
Sekalipun Susan di Jakarta, dia tidak hanya bersekolah, namun Susan bekerja membantu abangnya. Dia membiayai orangtuanya dan juga adiknya. Susan diberi tanggungjawab untuk membiayai dirinya sendiri.Â
Dengan hasil kerja yang dia dapatkan sebagai administrasi dan mengatur keuangan penjualan usaha abangnya, Susan dapat membiayai hidup mereka. Mamanya tidak memiliki pekerjaan hanya dapat bulanan dari anak-anaknya yang sudah bekerja termasuk Susan. Sekalipun Susan masih sekolah dia sudah diberikan tanggung jawab untuk ikut memberikan uang bulanan mamanya, walaupun tidak sebanyak kakak dan abangnya.
Susan Suka Belajar
Susan bukanlah genarasi strawberry walau kelahirannya di zaman penuh tekhnologi. Dia berjuang semampu yang dia bisa. Setiap hari dia bekerja hingga larut malam, kadang dia tidur jam dua belas malam atau jam satu dini hari untuk menyelesaikan pekerjaannya sebagai administrasi dan memberikan laporan keuangan penjualan.
Pagi hari dia harus sekolah dan sudah tiba di sekolah jam tujuh pagi. Sekalipun dia tidur dini hari dia tetap tidak pernah terlambat datang ke sekolah. Saat dia menghadapi kesulitan pelajaran, khususnya bahasa Inggris yang tidak dia mengerti sama sekali, dia bayar guru datang ke rumah mereka untuk mengajari dia secara privat.Â
Bersyukur dia dapat guru privat yang bayarannya murah sehingga dapat membantu keuangan Susan dan guru privatnya juga tidak perhitungan dengan jam mengajar. Kadang gurunya mengajar hingga dua jam walaupun perjanjian yang dibayarkan dengan uang privat hanya satu jam, namun karena gurunya melihat kegigihan Susan dan niat belajarnya yang tinggi membuat gurunya semangat mengajar Susan dan kagum melihat kegigihan Susan.
Susan tidak mau hanya selesai tingkat SMU pendidikannya, dia mau kuliah. Ternyata Susan sudah mempersiapkan biaya uang kuliahnya di salah satu universitas pilihannya di Serpong. Susah suah mendafatarkan diri di universitas tersebut dan  biaya untuk satu semester telah dibayarkannya dengan uang hasil kerja kerasnya.Â
Dia mendapat beasiswa dari Universitas tersebut berhubung  universitas tersebut mengadakan promo ke sekolah mereka. Susan mengambil kesempatan itu karena ada penawaran beasiswa dengan sekolah Kristen tersebut.Â
Susan pun mendapatkan beasiswa atas rekomendasi dari sekolah walau tidak full. Awalnya dia mendapat beasiswa full, namun karena Susan tidak dapat menjawab pertanyaan dari dosen yang menguji saat test masuk universitas diapun hanya mendapatkan 70% beasiswa. Susanpun sudah bahagia dapat beasiswa 70% sehingga dia hanya membayar sekitar delapan juta rupiah untuk satu semester. Â