Mohon tunggu...
Taruli Basa
Taruli Basa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Auroraindonet.com

Penulis buku 12 Aktivitas Menyenangkan Penerbit Grasindo, buku IMAGO DEI (Segambar dan serupa dengan Allah) tentang perjalanan missi ke daerah, buku mata pelajaran TK, penulis narasi, cerita pendek dan juga puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rindu dalam Diam

27 Februari 2024   20:41 Diperbarui: 27 Februari 2024   21:00 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

RINDU DALAM DIAM

Air mata tak kunjung berhenti

Mengingat masa-masa indah bersamamu

Hatiku masih merintih, ketika kenangan itu kembali

Melintas dalam pikiran dan benakku

Masih sulit bagiku berdiri tanpamu

Aku berusaha,

Namun masih tetap dalam bayang-bayangmu

Kala peti tempat terakhirmu ditutup

Hatiku perih, meronta, tak dapat dipungkiri

Kadang aku bertanya

Mengapa begitu singkat waktu bersamamu

Mengapa begitu cepat Tuhan memanggilmu

Dikala aku masih membutuhkanmu

Masih ingin merajut hari-hari bersama

Kini engkau telah tiada

Bahagiamu telah engkau raih

Aku masih berjuang di bawah matahari yang bersinar tanpamu

Lemah, pedih, letih dan sedih

Berjuang untuk tetap tegar setiap hari

Walau kadang pikiranku lebih kuat dari keyakinanku

Aku hanya rindu dalam diam

dokpri
dokpri

Jika hari berganti demi hari

Harapanku dalam doa, untuk tetap tegar dan mampu berjalan tanpamu

Tuhan menjaga dan melindungiku

Memelihara kehidupan kami yang telah engkau tinggalkan

Kepergianmu tak dapat dihindari

Semua adalah otoritas Dia yang Menciptakanmu

Allah yang berdaulat atas waktumu dan waktuku

Dalam bahagiamu bersama Dia Sang Pencipta

Harapan kami semakin dikuatkan dalam keyakinan

Walau rindu, tak dapat tersampaikan

Tuhan Allah yang mengetahui kebenaran

Bahwa Tuhan sang Pemelihara kehidupan

Walau hati ini masih dalam kepedihan dan rindu yang mendalam

Tetapi hidup harus terus berjalan

KarenaTuhan tetap memelihara kehidupan umatnya yang berduka dan terbeban.

Larut dalam kepedihan,

Bukanlah pilihan keselamatan

Hanya tinggal dalam Tuhanlah, ada keselamatan dan perlindungan yang sejati

Jakarta,

Taruli Basa H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun