Mohon tunggu...
Taruli Basa
Taruli Basa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Auroraindonet.com

Penulis buku 12 Aktivitas Menyenangkan Penerbit Grasindo, buku IMAGO DEI (Segambar dan serupa dengan Allah) tentang perjalanan missi ke daerah, buku mata pelajaran TK, penulis narasi, cerita pendek dan juga puisi.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Tertawa Itu Menular

27 Februari 2024   18:53 Diperbarui: 27 Februari 2024   19:19 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah kita tertawa? Sepertinya seluruh manusia di muka bumi ini pernah tertawa. Tertawa adalah emosi yang menunjukkan rasa bahagia dan senang. Tertawa dan ditertawakan beda arti walau kata dasarnya sama-sama tawa. Penambahan awalan dan akhiran dalam sebuah kata dasar akan membedakan arti, seperti tertawa dan ditertawakan. 

Apakah semua kita suka tertawa, tergantung situasi yang membuat kita tertawa ya. Karena kalau terlalu sering tertawa disebut orang yang kurang waras, tidak jelas, kadang sampai disuruh masuk rumah sakit jiwa, kalau sering-sering tertawa tanpa ada sesuatu yang lucu. 

Tertawa itu menular, benarkah? Suatu hari penulis menanyakan murid-murid saya di bimbingan belajar Aurora. Pertanyaan saya, "Apakah yang cepat menular, selain virus dan bakteri?"Murid-murid saya bingung dan saling melirik satu sama lain. 

"Ya, waktunya habis, kataku" karena mereka sama-sama mikir dan terdiam, sayapun tertawa, merekapun jadi ikut tertawa.

"Nah jawabannya sudah tahu kan, kataku."

"Belum ms, ms cuman tertawa", kata Dawson murid saya, sambil mereka juga mengikuti saya tertwa

"Nah itu sudah terjawab", Apa ms? kata Hardi, ms, belum jawab", sambil mereka tertawa

"Loh dari tadi kemane aje, bukannya sudah tahu jawabannya" kataku

"Belum ms", jawab mereka, serentak

"Itu loh dari tadi kamu sudah tertawa ngikutin ms tertawa, entah kenapa juga kalian tertawa"

"Hahahah", mereka sama-sama tertawa. 

"Yang cepat menular itu adalah tertawa", merekapun tertawa terbahak-bahak. Kamipun jadi tertawa bersama, dan tetawa lagi. 

"Kalau suka tertawa jadi awet muda dan umur panjang loh, tapi jangan tertawa terus, bisa dibilang jadi orang yg tidak waras, kataku. Merekapun tertawa lagi, mungkin mereka merasa lucu, mereka tertawa lagi...

dokpri
dokpri

Saya melanjutkan penjelasan terhadap murid-murid saya, coba lihat cermin, mana lebih cakep kamu lagi tersenyum, tertawa atau murung. Coba murung lihat cermin, wajahmu nampak jelek bukan? Merekapun tertawa ketika melihat wajah mereka di cermin. 

"Iya ms", jelek ya, jawab mereka"

Nah itu dia jelek kan kalau cemberut, apalagi mukanya sedih, menangis karena malas mengerjakan soal dan belajar makin jelek, kataku, merekapun tertawa lagi, jadi kalau belajar sulit wajahnya tidak perlu cemberut, nanti mukanya lekas tua di ketawain saja, kataku, sambil tertawa merekapun tertawa. Ms. Uli ada-ada saja. Yah benar kan, ms tertawa, kalianpun ikut tertawa, merekapun tertawa lagi.

dokpri
dokpri

Tertawa mempunyai fungsi yang banyak dalam tubuh kita.

Tertawa dapat mengurangi tingkat stress kita dalam menghadapi perjuangan hidup ini dan menularkan hal-hala yang positif disekeliling kita. Tertawa dapat meningkatkan hormon endorphin yaitu hormon kebahagian dan juga membantu merelaksasi otot-otot kita. 

Jika belum menemukan sesuatu yang dapat membuatmu tertawa, bukalah media sosial temukan reels yang lucu- lucu di FB dan IG atau seperti anak murid tadi, bercermin dan mereka melihat wajah mereka ketika lagi tertawa, sedih, murung, bagaimana bentuk wajah mereka dan akhirnya merekapun tertawa.

Tertawa juga dapat mengurangi gangguan depresi dan meningkatkan kualitas hidup seseorang. Dengan tertawa hormon endorphin bekerja lebih cepat. Hormon endorphin  diproduksi oleh kelenjar pituitary yang terletak dibagian bawah otak, yang mampu menimbulkan perasaan senang, bahagia sehingga meningkatkan energi seseorang. 

Dalam perjalanan hidup, mungkin banyak permasalahan yang kita hadapi mulai dari bangun pagi. Contoh saat kita pergi bekerja, khususnya yang tinggal di kota metro, setiap hari berhadapan dengan macetnya kota Jakarta yang membuat kita sudah capek duluan di jalan sebelum tiba di kantor, banyaknya pekerjaan dan tuntutan kerja, kadang kita lembur, dimarahi dan ditegur oleh atasan karena pekerjaan kita kurang bagus dan harus diulang kembali, apalagi kita bekerja sebagai auditor keuangan, satu senpun salah, harus diperbaiki lagi laporan keuangannya, membuat kita pusing.  

Coba kita relaksasi atau therapy diri sendiri dengan tertawa, cari jalan agar kita dapat tertawa untuk menstimulasi hormon endorphin kita bekerja. Hidup ini sudah penuh dengan tekanan, jangan ditekan-tekan lagi agar tidak semakin tertekan.

Tekanan dapat dikurangi dengan cara melakukan relaksasi diri sendiri. Tidak pakai harga yang mahal untuk dapat relaksasi psikologis kita, hal yang mudah dan sederhana seperti tertwa tidak terpikirkan oleh kita, padahal tidak butuh biaya sama sekali, hanya butuh mengatur emosi kita dengan cara melihat hal-hal yang lucu. 

anneangelone.com/diolah penulis
anneangelone.com/diolah penulis

Tertawa juga dapat menarik perhatian orang banyak. Coba kita tertawa di meja kantor kita, orang-orang pasti melihat kita, ada apa ya? Semakin lama kita tertawa orang mulai mengikuti kita tertawa dan kemungkinan akan datang ke meja kita, menanyakan ada apa kenapa ketawa sendiri? Tetapi jangan sampai berlama-lama ketawanya bisa ditegur sama atasan.

Kalau hidup kita sudah mulai mengarah ke tingkat stress, cobalah mengatasinya sendiri dengan therapy tertawa, karena bahagiamu, kamu sendiri yang menentukannya, bukan orang lain. Jika tawamu memberi manfaat terhadap oranglain, bagikanlah, karena tertawa itu menular. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun