"mari kita hitung bersama?Â
Mulailah guru menghitung apelnya.
"Pertama kita hitung apel yang ini ya", guru menunjukkan apel yang jumlahnya sepuluh
"Setelah dihitung baru kita tambahkan ya enam lagi anak-anak", setelah sepuluh?" guru bertanya ngetest apakah anak-anak masih "setelah sepuluh, angka berapa? sebelas, dua belas dan seterusnya, hingga seluruh apel dihitung sampai enam belas.Â
Â
2. Ada tujuan dan nilai moralÂ
Kalau melihat contoh pembelajaran berhitung di atas, tidak hanya sekedar cerita tetapi tujuannya agar anak dapat dengan mudah memahami cara berhitung dan anak dapat berhitung dengan baik. Ada juga mata pelajaran yang berkaitan dengan nilai moral sepertiÂ
pelajaran science (ilmu pengetahuan alam), language (bahasa). Kita ambil contoh pelajaran science dengan thema:five senses (panca indera). Nah saat mengajarkan five senses guru dapat mengajak anak untuk bernyanyi, melompat, bermain hide and seek dan lainnya. Metode ceritanyapun seputar panca indera. Guru mulai bertanya
"panca indera ada lima, coba disebutkan", seperti mata untuk melihat, hidung untuk mencium, telinga untuk mendengar, kulit untuk merasa, mulut untuk mengecap, semua ini harus dijaga., jadi harus dijaga dan dirawat, seperti mata, jangan terlalu sering bermain games nanti dapat mempengaruhi penglihatannya jadi kabur, jadi mata harus dirawat.Â
Dalam menyampaikan metode cerita, guru harus berinteraksi dengan anak-anak, boleh meminta anak untuk berdiri dan boleh untuk menjawab pertanyaan guru, boleh juga diminta untuk bercerita tentang bagian-bagian tubuhnya. Kalau sudah semua saling berinteraksi dalam pelajaran, anak-anak senang, pembelajaranpun di dapat.
3. Kreatif dan inovatif