Mohon tunggu...
Taruli Basa
Taruli Basa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Auroraindonet.com

Penulis buku 12 Aktivitas Menyenangkan Penerbit Grasindo, buku IMAGO DEI (Segambar dan serupa dengan Allah) tentang perjalanan missi ke daerah, buku mata pelajaran TK, penulis narasi, cerita pendek dan juga puisi.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menjadi Guru Adalah Panggilan

25 November 2021   19:24 Diperbarui: 25 November 2021   19:51 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada usia SMP dan SMA anak sudah lebih percaya dan lebih dekat dengan temannya. Pada usia ini, orangtua harus lebih waspada, karena jika anaknya salah bergaul dan salah menemukan komunitas yang tidak benar, maka masa depan anak akan terganggu. Pada usia ini, anak diharapkan jauh lebih mandiri dari usia SD, karena mereka sudah dapat mengerti tujuan belajar dan apa gunanya belajar, jika masih dalam usia SMP dan SMA anak belum memahami apa arti dan tujuan belajar boleh memberikan contoh-contoh perbuatan-perbuatan yang tidak benar, seperti melakukan tindak kejahatan. Belajar tidak hanya sekedar pintar secara akademik, tetapi juga cakep dalam etika dan karakter yang baik dan benar. 

Pada usia SMP hingga SMA, anak akan mengalami perubahan biologis, guru tidak dapat lagi memperlakukan anak usia SMP atau SMA seperti mengajar dan mendidik anak usia SD, karena mereka sudah lebih mandiri tetapi anak harus tetap dijaga, diarahkan dan dipantau karena pada usia ini, ada perubahan-perubahan biologis pada diri anak didik. 

Pada akhirnya kita tahu betapapun banyaknya pendidikan yang dikecap oleh anak didik kita di luar rumah, seperti sekolah formal, non formal dan komunitas siswa lainnya, tetapi dasar dari segala pendidikan berasal dari keluarga. Pendidikan keluarga adalah awal dari keberhasilan seorang anak di masa depannya. Bagaimana peran orangtua dalam mendidik anak sangat mempengaruhi secara holistik pada keseharian anak. Pendidikan bukanlah tanggungjawab guru semata, tetapi kerjasama antara orangtua, guru dan masyarakat. 

Pada umumnya, anak-anak yang tinggal di kota metro apalagi bersekolah di sekolah internasional, lebih banyak memiliki waktu di luar seperti di sekolah dan tempat les. Untuk tingkat SD, SMP sampai SMA sebelum pandemi covid-19 ini terjadi, banyak kegiatan anak didik di sekolah seperti mengikuti jadwal ekskul, bisa sampai di rumah jam dua hingga jam tiga sore. Setelah itu masih ada juga kegiatan anak didik di luar sekolah seperti mengikuti les/kursus setiap hari dengan berbagai macam pelajaran dan keterampilan. Dalam berbagai pembelajaran, guru akan selalu ada. 

Menjadi guru itu menyenangkan apalagi ditambah dengan gaji yang memadai. Hingga saat ini, masih banyak guru yang harus di support dalam hal gaji, karena itu jangan heran, jika guru setelah jam sekolah mengajar dia masih harus mencari tambahan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, tetapi walaupun seperti itu, guru yang terpanggil akan selalu berusaha memberikan pembelajaran terhadap anak didiknya. 

Guru memahami bahwa murid-murid yang diajarnya adalah tanggungawab yang diberikan oleh Tuhan untuk diajar dan didik, karena itulah guru sangat mulia pekerjaannya, sekalipun guru jarang diingat setelah anak muridnya berhasil, guru akan tetap mengajar. Tidak banyak anak didik yang mengingat gurunya setelah bertahun tahun lusus dari SMA, tetapi guru akan tetap mengajar dan mendidik sekalipun dia tidak diingat, sekalipun banyak yang sukses karena pengajaran dan pendidikan yang diberikan guru terhadap seluruh masyarakat Indonesia, guru akan tetap bersinar menerangi dunia pendidikan di Indonesia. 

Guru adalah orang hebat yang dapat menghasilkan anak-anak didik yang hebat, menjadikan anak yang biasa menjadi luar biasa, menjadikan anak yang pemalu menjadi pemberani, menjadikan anak yang malas belajar menjadi rajin, dan masih banyak lagi yang telah dilakukan oleh guru  untuk memotivasi anak didiknya memiliki masa depan yang cemerlang, berguna dan berkualitas untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat, negara bahkan dunia. Jadilah lilin di tengah kegelapan, bersinarlah terus wahai para bapak dan ibu guru. 

Terima kasih guruku yang tercinta. Selamat Hari Guru Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun