Di satu sisi, kita perlu ingat bahwa kita dan orang lain di luar sana menjalani kehidupan masing-masing. Tidak ada patokan pasti yang menjadi barometer keberhasilan maupun kegagalan di dalam kehidupan ini.
Meski begitu, perasaan negatif seperti iri maupun sedih melihat "keberuntungan" juga tak perlu kita ingkari bila kita ingin mengatasi quarter life crisis pada diri kita.Â
Alih-alih kita tak melakukan sesuatu pada perasaan negatif di dalam diri kita setelah mengetahui hal baik terjadi pada orang terdekat, kita bisa:
- Belajar mensyukuri hal baik di dalam kehidupan kita
- Memilih untuk melihat sudut pandang positif akan kesuksesan atau hal baik pada kehidupan orang terdekat
- Fokus pada perkembangan pada hidup kita
- Berada di dalam sebuah komunitas berkaitan dengan minat kita
Berkonsultasi kepada psikolog/psikiater
Situasi quarter life crisis tak boleh kita pandang secara enteng. Perasaan negatif (kegundahan, rasa iri, atau kehilangan motivasi) berkaitan dengan krisis kehidupan ini mempengaruhi kondisi mental kita.Â
Jika kita merasa mencurahkan isi pikiran/hati kita kepada orang terdekat tidak memberi solusi supaya kita bisa menghadapi quarter life crisis, berkonsultasi kepada psikolog/psikiater bisa menjadi sebuah langkah baik bagi kita.Â
Melakukan konsultasi tak selalu berarti ada yang salah pada kondisi mental kita, melainkan kita dapat mengambil sebuah masukkan tentang apa yang bisa kita lakukan dalam menghadapi quarter life crisis dari segi kesehatan mental kita.Â
Sekian dari ulasan singkat tentang quarter life crisis ini. Semoga kita bisa mengatasi krisis ini di dalam kehidupan ini dengan usaha yang kita lakukan dan dukungan dari orang terdekat kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H