Jatuh cinta merupakan salah satu hal yang sangat membahagiakan, bukan? Namun, jika kamu sangat jatuh cinta dengan seseorang, bersiap-siaplah juga untuk merasakan sakit hati yang mendalam saat putus.
Seperti Harley Quinn yang sangat mencintai Joker, ia merasa sangat sedih ketika putus dengan Joker. Pada saat berpacaran dengan Joker, Harley dapat dengan bebas melakukan hal apapun tanpa takut dengan orang lain.Â
Setelah putus, Harley mulai merasa terancam karena banyak orang yang ingin melakukan balas dendam atas perbuatannya dulu, bahkan hingga ingin membunuhnya.
Tetapi bukan Harley Quinn namanya jika menyerah begitu saja. Harley berhasil bangkit dari kesedihan karena putus cinta.
Menurut McGregor, penulisan naskah Birds of Prey sangat baik dan menarik meski terdapat beberapa adegan yang memperlihatkan perlakuan tidak baik pada perempuan. Tetapi hal tersebut juga dibutuhkan agar kita lebih sadar bagaimana memperlakukan orang lain atau lawan jenis dengan lebih baik.
Feminisme merupakan sebuah gerakan perempuan yang menuntut adanya emansipasi serta keadilan antara kaum perempuan dengan pria. Terdapat beberapa aliran feminisme, tetapi aliran feminisme yang ada dalam film ini adalah feminisme eksistensial.
Pada aliran feminisme eksistensial, penindasan perempuan terjadi karena beban reproduksi yang dimiliki perempuan, sehingga tidak dapat memiliki posisi yang sama dengan pria. Pria sering menunjukkan diri secara dominan atau sebagai subjek, sedangkan perempuan dipandang sebagai objek.
Menurut feminisme eksistensial, perempuan bisa melawan diskriminasi atau tekanan dengan cara melepaskan ketergantungan pada kaum pria, seperti melakukan berbagai hal sendiri atau secara mandiri. Hal tersebut digambarkan pada beberapa adegan dalam film Birds of Prey.
Feminisme juga bukan berarti harus lebih kuat dari para pria. Feminisme dalam film ini digambarkan dengan sosok Harley Quinn yang tidak menyerah dengan keadaan. Harley menunjukkan cara mendapatkan keadilan untuk diri sendiri, yaitu dengan cara tetap melanjutkan hidup.
Feminisme juga butuh dukungan. Harley memang berusaha untuk menyelesaikan semua masalahnya sendiri. Namun, Harley tau kapan saatnya ia membutuhkan pertolongan orang lain.
Pada saat akan bertemu dengan Sionis alias Black Mask untuk menyerahkan Cassandra Cain, Harley bertemu dengan teman-temannya yang lain yaitu Helena Bertinelli, Black Canary, dan Renne Montoya yang ternyata sama-sama tidak menyukai Black Mask.
Semangat feminisme pada Birds of Prey tidak hanya dari para pemainnya yang sebagian besar perempuan atau dari adegan-adegan yang ada, tetapi juga dari apa yang ada di balik layar. Film Birds of Prey disutradarai oleh seorang perempuan bernama Cathy Yan. Naskah film ini juga ditulis oleh Christina Hodson yang merupakan seorang perempuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H