Mohon tunggu...
R. Graal Taliawo
R. Graal Taliawo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Asli orang Halmahera Selatan-Maluku Utara | Minat "OTAK-ATIK" STATUS QUO | SAYA MENGHARGAI HAK BERKEYAKINAN & MENDUKUNG KEBEBASAN BERAGAMA | MENOLAK SISTEM EKONOMI KOMPETISI SEHAT | Suka makan Nasi Kucing & minum Teh Hangat Manis | www.graaltaliawo.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Korban di Jakarta

7 Maret 2016   01:06 Diperbarui: 7 Maret 2016   01:44 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menjadi korban adalah tragedi, pasti melahirkan simpatik. Sebagaimana pada masyarakat Kampung Pulo, kita jelas memberikan rasa haru atas tragedi pengusiran oleh pelayan rakyat atas nama negara. Masyarakat kampung Pulo jelas memenuhi syarat untuk kita disebut korban. Mereka adalah kelompok masyarakat ekonomi lemah yang rentan, korban ketidakadilan sistem sosial kita dan akibat tiadanya keberpihakan negara selama ini atas mereka. Maka, bersikap arogan  dalam menghadapi mereka jelas merupakan sebuah keangkuhan!

Akan tetapi, itu berbeda situasinya dengan posisi Ahok hari ini. Dia adalah bagian dari kelompok orang yang kuat secara ekonomi, penguasa politik, pembuat kebijakan, dan bahkan idola kelas menengah “ngehek”. Artinya, menjadi “korban” sebagaimana nasib kelompok rentan seperti masyarakat Kampung Polu, itu sudah pasti susah dan mustahil terjadi, meski tetap dimungkinkan. Karena itu, pilihan memolitisasi kondisi tertentu untuk bisa menempatkan diri sebagai korban adalah sebuah keganjilan. Apalagi, kondisi tersebut dijadikan sebagai komuditas dalam proses menuju Pilkada DKI Jakarta. Secara politik, itu pasti bukan cara cerdas, karena merupakan bentuk kampanye yang irasional; emosional. (**)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun