Mohon tunggu...
Goz Ubay
Goz Ubay Mohon Tunggu... lainnya -

Cari temen

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ironi Kota Santri

17 Februari 2013   20:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:09 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berjalan mengikuti langkah kaki

Disetiap sudut kota yang kucintai

Kota santri yang tak lagi suci

Terselubung kabut politisasi


Kota ini dahulu sangat islami

Dimana kyai menjadi panutan kami

Namun kini apa yang terjadi

Mereka memilih menjadi kurcaci


Duhai panutan kami

Kemanakah kami akan pergi

Bertanya tentang sebuah arti

Sedangkan engkau sudah tak punya arti


Coba lihat kota ini

Yang dipenuhi nafsu duniawi

Jarang terdengar lantunan suci

Syair indah para wali

Berganti pesta setan keji


Wahai penerus nabi

Kembalilah engkau kepada kami

Menghambakan diri dijalan Ilahi

Demi sebuah janji yang PASTI


Kota santri

Pengalana sepi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun