Mohon tunggu...
Goudy Karina
Goudy Karina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Jurnalistik Universitas Padjadjaran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lebih Dekat dengan Tradisi Lebaran Toron, Mandura, dan Syawalan

18 April 2024   10:00 Diperbarui: 18 April 2024   10:03 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Getty Images

Dengan penuh keingintahuan, saya kembali bertanya pada Bude Titik. "Bude, apa tradisi Syawalan isinya cuma makan ketupat aja?" "Engga, sayang. Pas Syawalan juga ada ritual Dilarung, kaya ngasih sesajian ke tengah laut. Semacam bentuk ucapan syukur, ngasih lagi hasil bumi buat leluhur. Katanya sih biar aman dan selamat. Itu dilakuin sama warga setempat yang masih ngerti adat aja. Bude sendiri ga pernah ikut begituan, cuma liat dari jauh. Udah jadi destinasi wisata malah," ujar Bude Titik.

Lebaran Idul Fitri di Tulungagung tidak semeriah di kota-kota besar lain di Indonesia. Tidak ada perayaan tertentu. Setiap rumah menyediakan kue-kue seperti madumongso dan dodol, dan atau menghidangkan opor dan nasi kuning. Puncak kemeriahan perayaan Idul Fitri di Tulungagung terletak saat Syawalan atau seminggu setelah puasa berakhir.

Berbagai keunikan tradisi perayaan Idul Fitri menunjukkan dorongan hati yang sama; semangat kebersamaan dan kedamaian. Tradisi Idul Fitri menjadi pengingat bahwa Idul Fitri bukan hanya tentang perayaan, tetapi juga momen untuk mempererat tali persaudaraan, kearifan lokal dan memperkuat nilai-nilai luhur bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun