Mohon tunggu...
Oris Goti
Oris Goti Mohon Tunggu... Jurnalis - Anak Kampung Asal Watujaji, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur.

Menyukai jurnalistik, fotografi, pariwisata, budaya olahraga dan musik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gelang Tenun Kampung Adat Bena, Karya Seni yang Menghidupkan Tradisi dan Ekonomi Lokal

20 Agustus 2024   21:38 Diperbarui: 20 Agustus 2024   22:21 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gelang Tenun Kampung Adat Bena: Karya Seni Menghidupkan Tradisi dan Ekonomi Lokal

Ngada, Pulau Flores -- Di tengah pesona Kampung Adat Bena yang terletak di Kabupaten Ngada, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, terdapat sebuah kekayaan budaya yang tak boleh dilewatkan: Gelang Tenun Kampung Adat Bena.

Aksesoris penghias pergelangan tangan ini bukan hanya sekadar perhiasan, melainkan sebuah karya seni yang menyimpan nilai budaya mendalam dan memainkan peranan penting dalam perekonomian masyarakat setempat.

Proses Kreatif dan Nilai Budaya

Gelang Tenun Kampung Adat Bena dikenal karena keunikan dan proses pembuatannya yang melibatkan teknik menenun tradisional.

Benang-benang yang digunakan terbuat dari bahan-bahan alami yang dipilih dengan cermat untuk memberikan warna dan motif yang khas.

Proses menenun ini tidak hanya menciptakan aksesoris yang menarik secara visual tetapi juga menegaskan keterampilan dan warisan budaya yang telah ada sejak lama di komunitas ini.

Setiap gelang memiliki motif dan warna yang bervariasi, mencerminkan keanekaragaman budaya yang ada di Kampung Bena.

Menariknya, setiap rumah adat di kampung ini memiliki kekhasan tersendiri dalam produk turunan tenun mereka, menambah daya tarik bagi pengunjung yang ingin mengetahui lebih dalam tentang cerita di balik setiap desain.

Peranan Ekonomi dan Sosial

Emanuel Soba, Ketua Pengelola Kampung Adat Bena, menjelaskan bahwa Gelang Tenun adalah salah satu produk yang sangat diminati oleh wisatawan.

Keahlian menenun, yang biasanya diajarkan dari ibu kepada anak perempuan sejak usia dini, tidak hanya melestarikan tradisi tetapi juga berfungsi sebagai sumber pendapatan penting bagi keluarga.

"Gelang Tenun ini merupakan hasil keterampilan yang diwariskan turun-temurun. Proses menenun yang rumit dan motif yang beragam menjadikannya produk yang bernilai tinggi," ujar Emanuel saat diwawancarai.

Ia juga menambahkan bahwa hasil penjualan produk tenun bisa mencapai rata-rata Rp 1.200.000 per bulan per keluarga, dan bisa meningkat hingga tiga kali lipat saat musim kunjungan wisatawan melonjak.

Kualitas dan Keberlanjutan

Pengelola Kampung Adat Bena terus memantau kualitas produk untuk memastikan bahwa setiap gelang yang dijual tetap memiliki nilai seni dan budaya yang tinggi.

Gelang Tenun ini biasanya dipajang di bagian depan rumah adat, bersama produk tenun lainnya seperti sarung dan selendang, yang semuanya menambah kekayaan dan keberagaman produk lokal yang ditawarkan kepada pengunjung.

Dengan harga yang bervariasi antara Rp 10.000 hingga Rp 25.000, Gelang Tenun Kampung Adat Bena tidak hanya menjadi oleh-oleh berharga bagi wisatawan tetapi juga bagian penting dari kehidupan sehari-hari dan perekonomian masyarakat Kampung Bena.

Keberadaan gelang ini menjadi simbol dari kekayaan budaya dan keterampilan yang diwariskan dari generasi ke generasi, menjaga tradisi sambil menyokong kehidupan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun