Ada kabar menarik dari Desa Detusoko Barat. Saat ini ibu - ibu di salah satu desa wisata di Kabupaten Ende itu, tengah kembangkan wine atau anggur khas Detusoko Barat.
"Ada empat jenis wine bahan dasarnya buah - buahhan," kata Nando Watu, Kepala Desa Detusoko Barat, dalam percakapan singkat kami tadi malam via telepon whatapp, Sabtu 11 Desember 2021.
"Mau coba kah, ahahaha," imbuhnya. Yah saya tertarik mau mencicipi wine khas Detusoko Barat. Tinggal atur jadwal ke Detusoko Barat.
Menurut Nando, wine cocok dinikmati di daerah dingin seperti Detusoko Barat.
"Selama ini kan yang orang kenal cuma moke, kita coba buat wine, tapi tentu kadar alkoholnya kecil. Cocok minum di daerah dingin," kata Nando.
Saya teringat Kafe Lepa Lio Detusoko Barat. Membayangkan, meneguk wine, di Kafe itu. Kafe dengan konsep natural, latar pemandangan sawah dan momen alam, kabut turun perlahan membentangi bukit.Â
Bukan hanya Wine, kata Nando, saat ini juga, ibu - ibu, perempuan, di Detusoko Barat melalui program pemberdayaan desa, tengah belajar membuat kerajinan tangan dan paket wisata kesehatan 'Massage'.
Yah, pasca meraih juara 4 kategori Desa Wisata Berkembang dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (Adwi) Nando dan warga Detusoko Barat, semakin bersemangat, memperkaya, memperbanyak atraksi pariwisata.
Tujuannya, menarik minat wisatawan dan wisatawan bisa punya pengalaman berwisata yang beragam, khas dan berkesan. Sebab, pariwisata, bukan hanya soal tempat, perjalanan fisik, tetapi juga pengalaman, pertukaran pemahaman dan budaya.
Pemerintah Desa Detusoko Barat juga ingin membangun partisipasi kaum perempuan dalam kegiatan kepariwisataan, dan keterlibatan kaum ibu - ibu dalam aktivitas wisata.
Untuk mendukung pelatihan, Pemerintah Desa menghadirkan narasumber dari Maumere yang telah dan aktif dalam program pemberdayaan.
Susilowati Koopman, trainer dari Komunitas Lala Family Maumere yang melatih membuat wine dan kerajinan tangan mengapresiasi pemerintah desa dan masyarakat Desa Detusoko Barat.
"Saya senang dan bangga bisa berada di Detusoko Barat dan baru kali ini mendapat undangan langsung dari Desa," ungkapnya.
Menurutnya, selama ini mereka hanya diundang oleh dinas atau lembaga. "Namun baru kali ini pertama mendapat undangan untuk pelatihan langsung dari Desa," tegasnya lagi.
Dia menguraikan bahan dasar wine antara lain, nenas, mangga, pisang, wortel dan jahe.
Selain itu mereka juga melatih membuat mie kelor, mie wortel dan mie biasa. "Kita buat juga burger vegan dari nangka dan jantung Pisang, serta juga bakso," tambah Susi.
Ia senang ibu - ibu peserta sangat antusias. Yosefina Noeng, sudah membuat kalung dari kain tenun, anting - anting, gelang dan anyaman untuk botol air (tumbler).
Sementara iTunes, dua narasumber lainya Froym Darung dan Elisma melakukan menginspeksi objek wisata sekitar Detusoko.
Froym menuturkan Detusoko Barat sangat kaya karena selain atraksi hidup harian warga desa, kopi, dan atraksi sanggar, susur sawah ada pula juga bisa jalur treking, ada paket wisata healing trip karena ada air panas, sawah, pangan organik.
Mereka ingin membantu membuat paket healty tour karena ada stone massage di sungai, massage di sauna, yoga, camping ground dan wisata gastronomi, ada health organic breakfast/coffee noon, dan wisata rohani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H