Mohon tunggu...
Goris Lewoleba
Goris Lewoleba Mohon Tunggu... Konsultan - Alumni KSA X LEMHANNAS RI, Direktur KISPOL Presidium Pengurus Pusat ISKA, Wakil Ketua Umum DPN VOX POINT INDONESIA

-

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Megawati dan Prabowo, Dalam Janji Manis yang Tersisa

23 April 2023   12:49 Diperbarui: 23 April 2023   12:55 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kematangan politik dan cara pandang Megawati Soekarnoputri yang juga adalah Presiden Kelima Republik Indonesia,  menyatakan pendapatnya mengenai keunggulan Demokrasi Pancasila yang dicetuskan oleh Soekarno, yang pada  prinsipnya,  menciptakan kesetaraan setiap warga negara.

Ketua Umum DPP PDI Perjuangan itu menilai bahwa, Demokrasi Pancasila merupakan suatu sistem demokrasi yang melindungi golongan-golongan lemah, dan pihak yang kuat dibatasi kekuatannya, agar tidak terjadi eksploitasi terhadap golongan lemah oleh golongan kuat.

Prinsip ini yang oleh Megawati Soekarnoputri, dipercaya sebagai Demokrasi yang sebenarnya, dimana Demokrasi Pancasila merupakan sebuah kombinasi Demokrasi Politik dan Demokrasi Ekonomi, yang melindungi si miskin, dan pada saat yang sama membatasi kekuasaan si kaya, dalam kehidupan bermasyarakat.


Memori Batu Tulis dalam Janji Manis yang Tersisa

Ketika tiba waktunya akan dilaksanakan hajatan Demokrasi Pemilu Presiden  (Pilpres) di Negeri ini, maka  kegiatan Pencalonan Presiden menjadi suatu keniscayaan poltik yang realistis.

Dalam proses politik yang demikian, akan selalu muncul Wacana Koalisi antar Partai Politik untuk membangun kekuatan elektoral yang kumulatif,  demi mencapai tujuan politik yang sesungguhnya.

Wacana Pembentukan Koalisi Besar yang diinisiasi oleh beberapa Partai Politik, termasuk Partai Gerindra Pimpinan Prabowo Subianto, telah memberikan dampak konsolidasi antar Partai secara signifikan.

Meskipun demikian, di balik hasrat politik yang terselubung, teringat  juga akan Janji Manis yang Tersisa dalam Perjanjian Batu Tulis antara Megawati dan Prabowo atau antara PDI-P dan Gerindra, yang ditandatangani pada Tanggal 16 Mei 2009 di Istana Batu Tulis, Bogor.

Dalam perjanjian Istana  Batu Tulis itu, terdapat 7 Point Perjanjian, dan Point yang ke -7 menyatakan bahwa, Megawati Soekarnoputri mendukung pencalonan Prabowo Subiianto sebagai Calon Presiden pada Pemilu Presiden pada Tahun 2014.
Tetapi, fakta yang terjadi ketika itu adalah, Megawati Soekarnoputri justru  mendukung Joko Widodo untuk menjadi Calon Presiden pada Tahun 2014.

Oleh karena itu, ketika memperhatikan dinamika internal di PDIP dalam menghadapi Pemilu 2024, maka muncul pula wacana untuk menyandingkan PDI-P-Gerindra atau lebih tepatnya: Gerindra-PDIP.

Formula seperti ini dipikirkan dalam rancang bangun politik berbasis Perjanjian Istana Batu Tulis, meski Perjanjian itu dianggap telah selesai sebagaimana yang dikatakan oleh Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun