Demikian juga, Pendemi Covid-19 ini, telah pula meluluhlantakkan imperium bisnis para taipan dan milyiarder yang mengendalikan roda dunia bisnis selama ini.
Meskipun demikian, ketika munculnya Pandemi Covid-19 di Tanah Air sejak hampir setahun yang lalu, sebagian masyarakat Indonesia masih menganggapnya sebagai sesuatu yang biasa saja.
Bahkan ada sebagian pihak yang melihatnya sebagai rekayasa dan konspirasi dalam dunia Politik dan Ekonomi antar kekuatan super power dalam berbagai bidang kehidupan.
Belum lagi, bagi sebagian masyarakat Indonesia yang rawan dan miskin literasi serta sensitif dengan berita hoax di media sosial, maka hal itu telah menjadi semacam umpan api yang paling potential untuk menyulut sentimen anti kebenaran akan informasi mengenai bahaya Pandemi Covid-19. Demikian juga para Politisi Oportunis berusaha memanfaatkan situasi Pandemi Covid-19 ini, untuk menggoyang dan menjatuhkan Rezim Pemerintahan Presiden Joko Widodo.Â
Ini semua dilatari oleh Sistem Nilai Budaya Orang Indonesia, yang oleh Kuntjaraningrat (1974) disebutnya sebagai Mentalitas Orang Indonesia.
Oleh karena itu, untuk dapat memahami tindakan "Vaksinasi Mental" Orang Indonesia secara lebih tepat, maka dengan meminjam Koentjaraningrat (ibid) yang juga dikutip oleh kaltim.prokal.co.read.news (2014), dikatakan bahwa, istilah "mentalitas" bukanlah sebuah istilah ilmiah. Istilah ini  mengandung maksud sebagai keseluruhan isi dan kemampuan alam pikiran dan alam jiwa manusia dalam merespons lingkungannya.
Dengan demikian, jika dikaitkan dengan masyarakat Indonesia, maka frasa "mentalitas" ini mencakup sistem nilai budaya dan sikap mental dari Orang Indonesia yang menjadi ciri khas yang melekat pada dirinya.Â
Agar dapat memahami makna "Vaksinasi Mental" Orang Indonesia secara lebih praktis, maka terdapat beberapa mentalitas sebagian besar Orang Indonesia yang perlu dipahami dalam sudut pandang Kekebalan Mental agar dapat terhindar dari Pandemi Covid-19 yang amat membahayakan keselamatan, baik secara fisik maupun mental bagi masyarakat Indonesia itu sendiri.Â
Meskipun mentalitas ini bukan merupakan representasi dari kenyataan yang sesungguhnya, tetapi atas dasar refleksi dari realitas yang mendekati kebenaran, maka gambaran Mentalitas Orang Indonesia yang perlu divaksinasi antara lain:
Pertama, sebagian besar orang Indonesia bermentalitas meremehkan mutu dari hasil pekerjaannya. Bagi mereka, yang penting suatu pekerjaan diselesaikan, tapi mutunya adalah urusan belakang. Karena itu hasil pekerjaan orang Indonesia rata-rata asal jadi, asal selesai.Â
Mentalitas semacam ini tidak hanya terjadi di kalangan Aparat Sipil Negara (ASN), melainkan juga di kalangan masyarakat pada umumnya di Indonesia. Disinyalir bahwa, gaji ASN setinggi berapa pun belum tentu bisa mengubah mentalitas yang buruk ini. Apalagi dalam masa Pandemi ini, ketika orang diminta bekerja dari rumah atau Work From Home, maka mutu pekerjaan adalah urusan nomor dua, prinsipnya yang penting selesai dan memenuhi target.Â