Mohon tunggu...
Goris Lewoleba
Goris Lewoleba Mohon Tunggu... Konsultan - Alumni KSA X LEMHANNAS RI, Direktur KISPOL Presidium Pengurus Pusat ISKA, Wakil Ketua Umum DPN VOX POINT INDONESIA

-

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Roda Ekonomi di Pusaran Virus Corona

2 Agustus 2020   10:16 Diperbarui: 2 Agustus 2020   10:11 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Denga demikian, maka dapat dipahami  bahwa, Pandemi ini juga telah memberikan tekanan yang sangat besar terhadap  dinamika dan perkembangan situasi  kesehatan  serta kondisi perekonomian dunia pada umumnya.

Berkenan dengan  itu,  maka sebagaimana yang dikatakan oleh Adhitya Ramadhan (2020) bahwa,  ketika setidaknya 137 negara menerapkan karantina wilayah penuh atau sebagian dan 141 negara membatasi pergerakan warganya di dalam negeri untuk  mengendalikan pandemi, maka aktivitas ekonomi globalpun menjadi terhenti  secara total.  

Menurut perkiraan Bank Pembangunan Asia (ADB) pada pertengahan Mei 2020 yang lalu, kerugiaan ekonomi global akibat Pandemi  sebesar 2,8 triliun  dollar AS - 8,8 trilun dollar AS.

Adapun Bank Dunia dalam laporannya, Global Economic Prospects, Juni 2020 memperkirakan kontraksi Produk Domestik Bruto (PDB) global tahun 2020 sebesar  5,2  persen. Dan hal ini merupakan resesi global terdalam selama delapan dekade.

Dalam sudut pandang yang lebih kontekstual, dapat dipahami  bahwa sebenarnya, beban  ekonomi  akibat Virus Corona ini, tidak hanya berhenti pada biaya intervensi kesehatan masyarakat, perawatan pasien yang positif terinfeksi, atau kerugian akibat aktivitas  ekonomi yang berhenti, tetapi lebih dari pada itu Pandemi ini telah menekan ekonomi yang hampir  melumpuhkan semua aspek kehidupan manusia  pada umumnya.

Ini disebabkan, potensi pendapatan yang hilang akibat menurunnya produktivitas karena meninggal dini, sakit dan disabilitas juga perlu dikuantifikasi untuk melihat beban ekonomi secara lebih  komprehensif dan akurat.  

Virus Corona tidak hanya menekan Ekonomi Global dan Nasional dalam Sektor Formal, tetapi yang justru mengalami tekanan dan pukulan secara  telak dan dasyat adalah para pelaku ekonomi di sektor informal.  

Mempertegas hal tersebut di atas, maka seperti  yang dilaporkan Kompas (25/7/2020) bahwa, sektor informal masih mendominasi  struktur ketenagakerjaan di Indonesia.  Sehubungan dengan itu,  Badan Pusat Statistik, mencatat per  Februari 2020, jumlah pekerja informal di Indonesia mencapai 56,5 persen atau 70,04 juta orang, dan gambaran ini sejalan dengan kondisi global.  Data Organisasi  Buruh Internasional (ILO), 62 persen dari pekerja di seluruh dunia atau 2 milyar orang bergerak di sektor informal.

Terkait dengan realitas tersebut di atas, ILO memperkirakan bahwa, akibat Pandemi  Covid-19 ini, jumlah pekerja informal menjadi semakin lebih banyak.  Lebih lanjut dikatakan bahwa, Pandemi Covid-19 ini diproyeksikan akan menggeser struktur ketenagakerjaan jangka panjang dari sektor formal ke sektor informal.  Hal ini disebabkan karena banyaknya kasus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) serta semakin  sedikitnya lowongan kerja di sektor formal.  

Sejatinya,  dalam dinamika perkembangan dan pertumbuhan ekonomi nasional, kontribusi sektor informal tampak signifikan dalam menggerakan ekonomi nasional, tetapi  perhatian dari semua pihak, terutama dari otoritas negara terhadap sektor ini rupanya  masih amat minim.Dikatakan demikian  karena, kendala utama dalam upaya  memberdayakan sektor informal adalah Konsolidasi  Data Nasional.  

Salah satu implikasi praktisnya, adalah bahwa karena problem akurasi  data menyebabkan  penyaluran beberapa bantuan sosial belum bisa menyentuh para pelaku sektor informal secara lebih luas dan merata.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun